Industri Pulp dan Kertas Minta Harga Gas di US$ 5

Reporter

Rabu, 16 November 2016 09:59 WIB

Ilustrasi gas 12 kg. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku industri pulp dan kertas dalam negeri meminta pemerintah menurunkan harga gas menjadi US$ 5 per MMBtu agar mendongkrak penjualan produk hingga 15 persen.

Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam mengatakan, tren ekspor pulp dan kertas Indonesia cenderung mengalami penurunan, seiring dengan turunnya kapasitas produksi dan tutupnya beberapa pabrik.

Hal tersebut dikarenakan semakin meningkatnya biaya produksi, harga jual kertas yang cenderung turun, dan membanjirnya produk-produk kertas impor serta mahalnya harga gas.

"Apabila harga gas diturunkan menjadi US$ 4-US$ 5 per MMBtu maka dampak ekonomi penurunan harga gas tersebut dapat meningkatkan daya saing industri pulp dan kertas nasional dan diharapkan dapat mendongkrak penjualan pulp dan kertas sebesar 15 persen," kata Aryan, seperti dikutip dari siaran pers, Selasa, 15 November 2016.

Baca: Lion Air Group Bentuk Maskapai Baru di 3 Negara

Harapannya, Aryan melanjutkan, penurunan harga gas dapat segera diterapkan untuk mengembalikan kondisi industri pulp dan kertas yang cenderung mengalami penurunan dan juga untuk mendorong peningkatan kinerja industri pulp dan kertas sebagai industri nasional yang strategis dan berdaya saing global.

Harga gas bagi industri pulp dan kertas merupakan komponen terbesar kedua setelah biaya bahan baku dalam keseluruhan biaya produksi. Kebutuhan gas bumi untuk industri pulp dan kertas pada 2015 sebesar 301,92 MMSCFD.

Selama ini industri pulp dan kertas menggunakan energi dari beberapa sumber diantaranya gas. Namun, harga gas di Indonesia jauh lebih mahal dibanding harga gas di negara-negara tetangga kita di Asean. Harga gas yang diterima oleh Industri pulp dan kertas berkisar US$ 9,15-US$ 11 per MMBtu, sedangkan di negara Aseanlainnya harga gas di bawah US$ 5 per MMBtu.

"Perbedaan ini, berdampak langsung terhadap biaya produksi sehingga dapat menurunkan daya saing industri kertas," terangnya.

Simak: Bandara Adi Soemarmo Raih Predikat Bandara Sehat

Sesuai dengan Perpres Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, industri pulp dan kertas ditargetkan untuk dapat menurukan emisinya sebesar 0,38 juta ton CO2 per tahun. Penurunan emisi ini hanya dapat dicapai dengan mengganti penggunaan energi dari batubara menjadi gas.

Hingga saat ini, industri pulp dan kertas dalam negeri merupakan industri strategis nasional yang memberikan konstribusi terhadap devisa negara sekitar US$ 5,6 miliar per tahun.

Industri pulp Indonesia menempati peringkat ke-9 di dunia dan industri kertas menempati peringkat ke 6 dunia. Adapaun di Asia, industri kertas berada di peringkat 3 di bawah Cina dan Jepang.

BISNIS.COM

Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

23 Februari 2024

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

Menperin Agus Gumiwang mengaku pusing karena usulan perluasan penerima harga gas khusus tak kunjung menemukan titik terang dari Kementerian ESDM.

Baca Selengkapnya

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

20 Desember 2023

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

Pemprov DKI memastikan harga dan stok tabung gas epliji 3 kg menjelang Natal dan tahun baru 2024 aman. Berikut harganya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Menteri ESDM untuk Evaluasi Biaya Produksi Gas Bumi, Ini Sebabnya

1 Agustus 2023

Jokowi Instruksikan Menteri ESDM untuk Evaluasi Biaya Produksi Gas Bumi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi menginstruksikan Menteri ESDM Arifin Tasrif agar mengevaluasi biaya-biaya produksi gas bumi. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Diharapkan Segera Rampungkan Prosedur Pembelian Gas

7 November 2022

Uni Eropa Diharapkan Segera Rampungkan Prosedur Pembelian Gas

Uni Eropa meminta negara-negara Eropa bisa segera menyelesaikan prosedur pembelian gas agar harga tak melambung menjelang musim dingin.

Baca Selengkapnya

KTT Uni Eropa Rundingkan Bantuan Energi ke Ukraina

20 Oktober 2022

KTT Uni Eropa Rundingkan Bantuan Energi ke Ukraina

Bantuan ke Ukraina akan menjadi salah satu agenda pembahasan di konferensi tingkat tinggi atau KTT Uni Eropa di Brussel pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Bahas Batas Harga Gas, Belum Satu Suara di Tengah Krisis Energi

20 Oktober 2022

Uni Eropa Bahas Batas Harga Gas, Belum Satu Suara di Tengah Krisis Energi

Para pemimpin dari 27 negara anggota Uni Eropa akan bertemu pada Kamis, 20 Oktober 2022, untuk merundingkan lagi ihwal batas harga gas.

Baca Selengkapnya

Harga Gas Mahal, Warga Inggris Timbun Selimut hingga Lilin Menjelang Musim Dingin

12 Oktober 2022

Harga Gas Mahal, Warga Inggris Timbun Selimut hingga Lilin Menjelang Musim Dingin

Lonjakan harga dan rekor inflasi pangan di Inggris mengubah kecenderungan konsumen yang bersiap menghadapi musim dingin.

Baca Selengkapnya

KSP: Inflasi Dapat Dikendalikan karena Pemerintah Tahan Harga BBM, Gas dan Listrik

6 Agustus 2022

KSP: Inflasi Dapat Dikendalikan karena Pemerintah Tahan Harga BBM, Gas dan Listrik

Edy Priyono menilai terkendalinya inflasi melalui stabilitas harga barang dan jasa telah menjaga konsumsi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingatkan Ancaman Krisis: Di Semua Negara, Harga Gas Naik 5 Kali Lipat

2 Agustus 2022

Jokowi Ingatkan Ancaman Krisis: Di Semua Negara, Harga Gas Naik 5 Kali Lipat

Meroketnya harga minyak dan gas, kata Jokowi, mendorong pelbagai negara mengalami kesulitan keuangan.

Baca Selengkapnya