Lion Air Group Bentuk Maskapai Baru di 3 Negara

Reporter

Selasa, 15 November 2016 23:05 WIB

Pesawat Lion Air. TEMPO/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Jakarta - Lion Air Group berencana membentuk maskapai-maskapai baru yang berbasis di India, Vietnam dan Australia sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk mengembangkan bisnis dan konektivitas rute penerbangan internasional.

Pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana mengatakan saat ini proses mendirikan maskapai baru di Vietnam sudah berjalan. Apabila tidak ada aral melintang, maskapai baru tersebut bakal terealisasi pada semester II/2017.

“Kepemilikan saham Lion Air Group sebesar 49%, sedangkan 51% lainnya dikuasai partner di Vietnam. Hal tersebut didasari pada regulasi yang berlaku di Vietnam,” katanya di Jakarta, Selasa (15 November 2016).

Meski kepemilikan saham didominasi mitra Vietnam, Rusdi menjelaskan bahwa maskapai baru tersebut akan tetap berada di bahwa struktur Lion Air Group, seperti yang diterapkan pada Malindo Air di Malaysia, maupun Thai Lion Air di Thailand.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini menambahkan bahwa dipilihnya Vietnam sebagai tempat investasi baru disebabkan lokasinya yang berada di Asia Tenggara. Selain itu, pasar Vietnam juga cukup familiar dengan Lion Air Group.

“Rencananya, pada tahap awal ini, kami akan mengirimkan tiga pesawat Boeing B737 untuk dioperasikan di Vietnam. Tiga unit B737 itu nantinya diambil dari 770 pesawat yang dipesan Lion Air Group pada 2007 yang lalu,” tuturnya.

Selain Vietnam, Rusdi juga membidik Australia. Menurutnya, Lion Air Group dapat mengucurkan modal secara lebih maksimal di Australia mengingat regulasi dari Negeri Kangguru itu tidak membatasi kepemilikan modal asing.

Kendati demikian, dia belum bisa memastikan kapan pembentukan maskapai baru itu dapat terwujud. Menurutnya, Lion Air Group masih memenuhi persyaratan legalitas yang berlaku di Australia.

“Kami mau wujudkan dulu Batik Air untuk dapat menerbangi Bali-Perth. Nanti, kalau sudah terbang, tahu wilayah, dan ada SDM, baru kami bentuk entitas sendiri. Tapi yang pasti, tahun depan itu Vietnam dulu,” ujarnya.

Di sisi lain, Rusdi juga menambahkan bahwa Malindo Air bakal berubah nama menjadi Batik Air dalam waktu dekat ini. Hal itu bertujuan agar pemasaran yang dilakukan perusahaan menjadi lebih mudah.

Di tempat yang sama, Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait menambahkan bahwa Lion Air Group juga ingin membuka maskapai baru di India. Dia mengklaim Batik Air sudah mengajukan rencana tersebut kepada otoritas India.

“Kalau kami mempunyai maskapai di India, ke Timur Tengah akan lebih mudah dan dekat. Selain itu, penduduk India juga banyak, dan turisnya terus tumbuh karena ada perubahan pola hidup sekarang ini,” katanya.

Edward menuturkan rencana membuka maskapai baru di beberapa negara itu bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan industri penerbangan ke depannya. Menurutnya, maskapai kian dituntut untuk memiliki jaringan konektivitas yang sangat luas.

Apalagi, Lion Air Group sudah memesan 770 armada baru hingga 2027. Adapun, jumlah armada yang telah dikirimkan hingga saat ini baru sebanyak 270 armada. Artinya, sebanyak 500 armada baru akan didatangkan pada tahun-tahun mendatang.

“Oleh karena itu, kami bikin perusahaan penerbangan. Kami ingin berkembang terus, karena kami melihat pasar satu ASEAN sudah terjadi. Nanti, bakal ada pasar satu Asia, dan pasar dunia. Tapi, kami akan fokus dulu di ASEAN,” tuturnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

2 jam lalu

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

Kemenhub memangkas sejumlah bandara internasional yang dinilai belum memanfaatkan perjalanan internasional.

Baca Selengkapnya

Tidak Berstatus Internasional, Bandara Adi Soemarmo tetap Layani Penerbangan Haji 2024

23 jam lalu

Tidak Berstatus Internasional, Bandara Adi Soemarmo tetap Layani Penerbangan Haji 2024

Bandara Adi Soemarmo Solo tidak lagi menyandang status sebagai bandara internasional. Tapi tetap layani penerbangan haji.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

1 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

2 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

3 hari lalu

Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

Flight Academy, wahana baru kolaborasi Traveloka dan KidZania Jakarta bisa jadi pilihan mengajak anak menjelajahi dunia penerbangan

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

3 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Pelita Air Resmi Buka Penerbangan Langsung Kendari-Jakarta

3 hari lalu

Pelita Air Resmi Buka Penerbangan Langsung Kendari-Jakarta

Maskapai Pelita Air secara resmi membuka rute penerbangan baru Bandara Haluoleo Kendari-Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

3 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Pesawat Komersial Terbang di Ketinggian 35.000 Kaki

3 hari lalu

Alasan Mengapa Pesawat Komersial Terbang di Ketinggian 35.000 Kaki

Ketinggian jelajah pesawat komersial biasanya berkisar antara 30.000 dan 42.000 kaki. Perbedaan itu tergantung jenis pesawat dan arah penerbangan.

Baca Selengkapnya