BPS: Oktober 2016, Nilai Ekspor dan Impor Indonesia Naik

Reporter

Selasa, 15 November 2016 14:24 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan nilai ekspor sebesar 0,88 persen pada Oktober 2016 (mom), atau meningkat 4,60 persen dibandingkan dengan Oktober 2015. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan nilai ekspor Oktober sebesar US$ 12,67 miliar. Jumlahnya meningkat dari realisasi September sebesar US$ 12,56 miliar.

"Peningkatan ekspor disebabkan oleh kenaikan ekspor non migas," kata Suhariyanto di kantor BPS, Selasa, 15 November 2016. Ekspor non-migas pada Oktober tercatat sebesar US$ 11,64 miliar. Nilainya naik 1,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 11,50 miliar.

Sementara ekspor migas Oktober tercatat turun 2,85 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai ekspor migas pada Oktober sebesar US$ 1,03 miliar sementara September sebesar US$ 1,06 miliar.

Suhariyanto mengatakan penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak dan minyak mentah. Ekspor hasil minyak turun sebesar 34,31 persen menjadi US$ 51,9 juta sedangkan ekspor minyak mentah turun 27,70 persen menjadi US$ 309,5 juta. Sementara itu, ekspor gas tercatat naik 20,82 persen menjadi US$ 669,9 juta.

Volume ekspor migas Oktober terhadap September 2016 untuk minyak mentah turun 31,31 persen. Sementara hasil minyak turun 41,60 persen dan gas naik 2,72 persen. Harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari US$ 42,17 per barel pada September menjadi US$ 46,64 per barel pada Oktober.

Suhariyanto mengatakan, secara kumulatif, nilai ekspor pada periode Januari-Oktober 2016 mencapai US$ 117,09 miliar. Nilainya turun 8,04 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara ekspor kumulatif non migas mencapai US$ 106,36 miliar atau turun 4,65 persen.

Sementara impor pada Oktober 2016 tercatat mencapai US$11,47 miliar. Nilainya naik 1,55 persen atau US$ 174,7 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dibandingkan Oktober tahun lalu, jumlahnya naik 3,27 persen.

Suhariyanto mengatakan peningkatan terjadi pada impor non migas sebesar US$ 406,6 juta atau 4,27 persen. Sementara impor migas turun US$ 231,9 juta atau 13,13 persen.

Penurunan impor migas dipicu oleh turunnya nilai impor seluruh komponen migas. Minyak mentah turun 18,58 persen atau US$ 116,5 juta; hasil minyak 11,25 persen atau US$ 112,6 juta; dan gas 2,02 persen atau US$ 2,8 juta.

Secara kumulatif, nilai impor Januari hingga Oktober 2016 mencapai US$ 110,16 miliar. Jumlahnya turun US$ 8,9 miliar atau 8,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan terjadi pada impor gas dan non migas masing-masing sebesar US$ 5,8 miliar atau 27,73 persen dan US$ 3,06 miliar atau 3,12 persen.

Penurunan impor migas disebabkan oleh turunnya nilai impor minyak mentah sebesar US$ 1,20 miliar atau 17,59 persen. Hasil minyak pun turun US$ 4,3 miliar atau 34,06 persen dan gas turun US$ 349,6 juta atau 21,02 persen.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

3 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

10 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

13 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

13 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

13 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

13 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya