Seorang pialang memantau pergerakan saham pada layar monitor di Mandiri Sekuritas, Jakarta, 8 April 2016. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Pasar saham Filipina menderita kerugian terbesar tahun ini pada Jumat, 11 November 2016, menyusul serangkaian perkembangan-perkembangan mengejutkan pekan ini.
Indikator utama Bursa Efek Filipina (PSE) menukik 2,88 persen atau 206,78 poin menjadi ditutup pada 6.975,09, sedangkan indeks seluruh saham anjlok 2,36 persen atau 102,05 poin menjadi 4.220,21.
Volume perdagangan mencapai 861 juta saham senilai 9,48 miliar peso Filipina (US$ 194,80 juta), dengan 152 saham menurun, 28 maju, dan 45 saham tidak berubah.
Semua enam sektor turun, dipimpin sektor perusahaan induk.
"Pemilu Amerika Serikat berakhir dan ini adalah salah satu ketidakpastian bagi pasar untuk dipikirkan saat ini," kata analis Justino Calaycay dari A&A Securities Inc dalam komentar pasar saham harian.
Donald Trump memenangkan pemilihan Presiden Amerika Serikatpada Rabu, mengejutkan pasar dan menekan saham, demikian dikutip dari Xinhua.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.