Pekerja memasang segment tunnel (ruas terowongan) saat pengerjaan konstruksi terowongan Mass Rapid Transit (MRT) di Senayan, Jakarta, 26 Novemeber 2015. ANTARA/Sigid Kurniawan
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan, dalam lima tahun mendatang, 750 ribu pekerja sektor konstruksi sudah bersertifikasi sehingga mendapatkan pengakuan dan lebih mudah mendapatkan pekerjaan.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Yusid Toyib di Jakarta, Senin, 7 November 2016, mengatakan bahwa untuk 2017 pemerintah menargetkan 200 ribu pekerja konstruksi yang sudah mengantongi sertifikasi.
"Pada 2017 semua kontraktor BUMN harus mempekerjakan tenaga kerja bersertifikat. BUMN siap 2017 mempekerjakan tenaga kerja konstruksi bersertifikat," kata Yusid.
Apabila BUMN masih mempekerjakan tenaga kerja tanpa sertifikasi, harus segera disertifikatkan. Proses sertifikasi juga bisa disinergikan antara pemerintah, BUMN, maupun kontraktor untuk meringankan pembiayaan.
Pada tahap awal, kata Yusid, Kementerian PUPR akan mulai membentuk assessor dan instruktur dari guru-guru sekolah kejuruan maupun dosen-dosen di politeknik.
Dengan begitu, guru dan dosen yang bersertifikasi sebagai assessor bisa langsung menjadi penguji sertifikasi para pekerja konstruksi.
Dari sekitar 7,4 juta pekerja konstruksi di Indonesia, baru 6,5 persen yang memiliki sertifikat. Sertifikasi pekerja konstruksi tersebut diperlukan dalam menghadapi persaingan era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025
4 hari lalu
Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025
Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak pada tahun ini memulai pekerjaan proyek konstruksi penambahan lajur ketiga pada segmen Serang Barat (KM 77+375) sampai dengan Cilegon Timur (KM 87+150).