Ini yang Wajib Dilakukan untuk Meningkatkan Ekspor

Reporter

Kamis, 27 Oktober 2016 15:29 WIB

Pramuwisma menyapa pengunjung dalam pameran perhiasan yang bertajuk Jakarta International Jewellery Festival (JIJF) di JCC Senayan, Jakarta, 6 Mei 2016.Pameran ini juga menawarkan perhiasan dengan desain terbaru dan berteknologi tinggi. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan salah satu upaya untuk meningkatkan ekspor dan impor Indonesia melalui diversifikasi produk.

"Saat ini 65 persen barang ekspor kita adalah barang primer dan 35 persennya manufaktur," kata Arlinda dalam acara Tempo Economic Briefing di Jakarta, Kamis, 27 Oktober 2016.

Menurut Arlinda sebaiknya Indonesia tidak hanya bergantung terhadap produk lama. Produk yang sampai saat ini masih positif untuk ekspor adalah perhiasan, permata, mesin pesawat mekanik, barang-barang kimia, ikan, dan udang. Sedangkan negara tujuan ekspor Indonesia yang juga masih positif adalah Singapura, Filipina, Vietnam, dan Swiss.

"Saatnya kita switch sekarang," kata Arlinda. Saat ini Indonesia akan memproduksi produk yang mempunyai nilai tambah, bukan bahan mentah. Karena bila bahan mentah nilainya akan berkurang. Karena itu Kementerian Perdagangan sedang melihat barang apa yang potensial untuk ditingkatkan.

Baca: Harga CPO Jatuh dari Level Tertinggi

Menurut Arlinda, beberapa produk baru yang mulai akan dilirik untuk dipasarkan adalah otomotif, produk kayu, furnitur, dan mainan anak. "Karena kalau untuk barang primer sudah menjadi andalan kita."

Keunggulan produk primer Indonesia menurut Arlinda terlihat saat Kementerian Perdagangan melakukan Trade Expo Indonesia (TEI) pada 12-16 Oktober lalu.

Arlinda menjelaskan TEI dilakukan untuk mempromosikan produk Indonesia kepada negara lain. "Kemarin 125 negara yang datang," kata dia. Melalui TEI, Indonesia memperkenalkan banyak produk seperti makanan minuman, furnitur sampai tenaga kerja.

Pelaksanaan TEI menurut dia mencapai US$ 1,03 miliar terdiri dari penjualan produk US$ 826,52 juta dan jasa US$ 48,23 juta. "Kegiatan promosi seperti ini yang harus dilakukan agar negara lain semakin mengenal komoditi kita," kata Arlinda.

Simak: Bank Dunia: Ekonomi Indonesia Membaik Sesuai Target

Arlinda menambahkan industri harus mulai berpikir mengekspor produk-produk yang bernilai tinggi. Untuk memperkenalkan dan menjual produk tersebut harus melakukan promosi.

Promosinya ada tiga,pertama melalui pameran seperti TEI 2016 Kedua misi dagang baik lokal maupun internasional, dan ketiga buying mission. Ketiga cara promosi ini yang dapat digunakan agar negara lain mengetahui produk baru dari Indonesia.

ODELIA SINAGA

Berita terkait

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

4 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

4 hari lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

4 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

6 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

6 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

7 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

9 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

9 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya