Presiden Belum Puas dengan Perbaikan Peringkat Bisnis

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 26 Oktober 2016 23:02 WIB

Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan), berdiskusi dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung sebelum konferensi pers Paket Kebijakan Ekonomi X di Kantor Presiden, Jakarta, 11 Februari 2016. Peraturan Presiden tersebut memuat Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo belum puas dengan perbaikan peringkat kemudahan berbisnis (ease of doing business) di Indonesia dari 120 menjadi 91 pada 2016 sebagaimana hasil survei Bank Dunia.

Berkaitan dengan kemudahan berbisnis, ada perbaikan yang terjadi tapi pada prinsipnya Presiden terus mengejar Menko Perekonomian, Menteri Keuangan dan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan menteri terkait untuk lebih perbaiki karena belum capai target yang diinginkan walau ada kenaikan, kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Kepresidenan, Rabu (26 Oktober 2016) sore.

"Kenaikan signifikan dibandingkan seluruh negara. Kita naik tertinggi, tapi Presiden belum puas. Presiden minta dilakukan perbaikan," kata Pramono.

Menteri Perekonomian Darmin Nasution menambahkan hasil survei kemudahan berbisnis Bank Dunia di 189 negara diumumkan tadi pagi dan hasilnya indonesia di peringkat 91 dari sebelumnya 120.

Ia mengatakan pada 2014 peringkat kemudahan berbisnis Indonesia 120, pada 2015 naik menjadi 109 dan pada 2016 naik menjadi 91.

Darmin mengatakan Bank Dunia menyatakan Indonesia mampu memperbaiki tujuh dari 10 indikator kemudahan berbisnis.

Namun, katanya, sebenarnya ada satu indikator lagi yang mestinya membaik tapi Bank Dunia belum menilai sebab perubahan itu terjadi saat survei sedang berlangsung sehingga datanya belum direkam Bank Dunia dan diharapkan pada 2017 indikator itu sudah menjadi bahan survei Bank Dunia.

Darmin menyebutkan indikator pertama yang disurvei Bank Dunia adalah kemudahan memulai bisnis setelah ada penggabungan perijinan seperti surat ijin usaha perdagangan, penghapusan syarat modal minimal bagi usaha kecil dan pendaftaran badan usaha daring.

Indikator kedua adalah kemudahan pendaftaran properti dengan adanya data kadastral digital.

Indikator ketiga adalah sambungan listrik lebih cepat dan keempat adalah pembayaran pajak semakin mudah dengan daring, kemudahan laporan pajak maupun pembayaran iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Darmin mengatakan indikator kelima adalah akses kredit membaik. Indikator keenam adalah perdagangan ekspor impor lebih mudah dan ketujuh adalah penyederhanaan gugatan kontrak di Mahkamah Agung.

"Kemajuan saat ini merupakan cermin komitmen pemerintah ciptakan iklim usaha kompetitif sehingga mempermudah mulai jalankan usaha," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM

Baca Selengkapnya

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.

Baca Selengkapnya

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.

Baca Selengkapnya

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay

Baca Selengkapnya

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.

Baca Selengkapnya

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?

Baca Selengkapnya