Capai Inflasi 2 Persen, Fed Pertahankan Suku Bunga Rendah

Reporter

Rabu, 26 Oktober 2016 02:15 WIB

Ilustrasi mata uang dollar Amerika Serikat. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Bank sentral AS atau Federal Reserve mungkin harus mempertahankan suku bunga rendah untuk waktu lebih lama guna meyakinkan investor dan masyarakat bahwa bank sentral serius mencapai target inflasi dua persen, Presiden Federal Reserve Chicago, Charles Evans, menyatakan pada Senin (24 Oktober 2016).

Dengan inflasi yang berjalan terlalu rendah, baik di Amerika Serikat maupun global, the Fed perlu menunjukkan komitmennya untuk mencapai target inflasi "berkelanjutan, simetris, dan lebih cepat," kata Evans dalam slide yang disiapkan untuk sebuah pidato di Chicago.

Untuk melakukan hal itu, kata dia, mungkin memerlukan "tingkat pengangguran di bawah batas (undershooting) dan target inflasi melampaui batas (overshooting)." Inflasi telah berjalan di bawah dua persen sejak 2012 dan pengangguran saat ini di lima persen, kisaran di mana banyak ekonom percaya konsisten dengan lapangan pekerjaan penuh.

Evans, yang akan berotasi menjadi pemilik hak suara pada panel kebijakan Fed tahun depan, telah berada di antara suara-suara paling keras bahwa Fed harus melakukan pendekatan sabar dan bertahap dalam menaikkan suku bunganya.

Dia tidak mengacu pada kecepatan kenaikan suku bunga yang lebih disukai secara pribadi, dan malah mengatakan dia ingin melihat laju kenaikan suku bunga terkait dengan kemajuan pada inflasi.

Meskipun prospek jangka pendek untuk pertumbuhan ekonomi adalah "relatif baik," kata dia, pertumbuhan angkatan kerja lebih lambat dan faktor-faktor lain yang membatasi potensi untuk ekspansi lebih cepat di masa depan, memaksa The Fed untuk mempertahankan suku bunga rendah guna memelihara pertumbuhan yang ada.

Jadi sementara suku bunga jangka pendek hanya di atas nol, kebijakan moneter bukan sebagai akomodatif karena itu tampak kuat, dan the Fed memiliki sedikit "ruang" untuk menaikkan suku, katanya.

The Fed terakhir menaikkan suku bunga pada Desember tahun lalu. Kenaikan suku bunga lebih lanjut, kata Evans dalam slide-nya, harus dikaitkan dengan angka inflasi yang lebih tinggi, angka tinggi pada ekspektasi inflasi, dan penurunan tingkat pengangguran.

Senin adalah hari terakhir sebelum komunikasi selama seminggu di mana para pejabat Fed melakukan pengamatan sebelum pertemuan kebijakan reguler. Pertemuan the Fed selanjutnya pada 1-2 November.

Para pedagang dan ekonom memperkirakan the Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah (pada pertemuan November), dan baru akan menaikkan suku bunga pada pertemuan the Fed Desember.
ANTARA

Berita terkait

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah ke Level Rp 15.571 per Dolar AS, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya

3 Oktober 2023

Rupiah Melemah ke Level Rp 15.571 per Dolar AS, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini diakibatkan semakin menguatnya perekonomian negara Paman Sam tersebut.

Baca Selengkapnya

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

5 Juni 2023

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Mei 2023 mencapai 4,00 persen (year-on-year/yoy) pada Mei 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan

1 Oktober 2022

Terpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis Jumat kemarin, dimulai dari tingginya inflasi telah menjadi musuh bersama di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Prediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik

30 September 2022

Prediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik

Indef memperkirakan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen pada September 2022 mencapai 1,45 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Baca Selengkapnya

The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat

16 Juni 2022

The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat

IHSG melambung tinggi di sesi pertama perdagangan hari ini di level 7.120,6.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi

10 Juni 2022

Jokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi

Jokowi menyebut Indonesia masih dapat mengendalikan inflasi

Baca Selengkapnya

Redam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?

22 Mei 2022

Redam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?

Bank Indonesia atau BI harus meredam lonjakan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan.

Baca Selengkapnya

Kemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global

12 Mei 2022

Kemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global

Iskandar Simorangkir mengatakan pemerintah telah berancang-ancang mencegah dampak badai inflasi.

Baca Selengkapnya

Saran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia

4 Februari 2022

Saran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia

Nauli Desdiani mengimbau pemerintah agar menaikkan stimulus fiskal dalam rangka mencapai target inflasi.

Baca Selengkapnya