KSSK Cermati Risiko Stabilitas Keuangan hingga Akhir 2016  

Senin, 24 Oktober 2016 19:17 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan keterangan terkait hasil Tax Amnesty tahap I di Kementerian Keuangan, Jakarta, 14 Oktober 2016. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana mendata jumlah PNS yang ada di Indonesia. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mencermati berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kondisi stabilitas sistem keuangan hingga akhir tahun 2016. Risiko itu datang dari kondisi domestik dan kondisi perekonomian global.

"Risiko dari domestik antara lain kondisi intermediasi lembaga jasa keuangan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin, 24 Oktober 2016.

Sri Mulyani berujar, kondisi intermediasi lembaga jasa keuangan dipengaruhi tiga hal. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang mengalami tekanan dari pelemahan perdagangan internasional dan harga komoditas yang rendah.

Kedua, ucap Sri Mulyani, adalah penurunan eksposur utang korporasi. Ketiga, kehati-hatian dari industri perbankan untuk mengantisipasi tekanan terhadap non-performing loan mereka.

Sedangkan faktor risiko dari eksternal, menurut Sri Mulyani, terutama terkait dengan rencana kenaikan Fed Funds Rate pada 2016. Hal tersebut ditambah lagi dengan dampak Brexit yang menyebabkan tekanan pada pasar modal dan pasar surat berharga negara.

Faktor risiko eksternal kedua, tutur Sri Mulyani, adalah pertumbuhan ekonomi global pada 2016, yang diperkirakan akan lebih rendah daripada proyeksi sebelumnya. Dengan demikian, harga komoditas masih berpotensi mengalami tekanan seiring perkembangan ekonomi global yang diperkirakan masih melambat.

Lalu faktor risiko eksternal yang ketiga adalah kondisi perkembangan ekonomi Cina. Sri Mulyani mengatakan KSSK akan terus-menerus memantau dan mengantisipasi dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan bersepakat akan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan market confidence, agar stabilitas sistem keuangan dapat terjaga dan dapat berkontribusi positif. "Kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja, dan tentu dalam pemulihan investasi," ujarnya.

DIKO OKTARA




Berita terkait

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

1 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

2 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

2 hari lalu

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

TKN memastikan pembahasan program makan siang gratis untuk RAPBN 2025 sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya