Tarik Wisatawan, Temanggung Luncurkan 10 Desa Wisata
Editor
Rully Widayati
Senin, 17 Oktober 2016 19:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk menarik minat wisatawan, Temanggung meluncurkan 10 desa wisata. Peluncuran 10 desa wisata di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, itu dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Gerebek Agung Tuk Tempurung di kawasan Situs Liyangan, Desa Purbosari, Temanggung.
Bupati Temanggung Bambang Sukarno di Temanggung, Senin, 17 Oktober 2016, menyebutkan, kesepuluh desa wisata tersebut adalah Purbosari, Ngropoh, Traji, Pagergunung, Tegalrejo, Soropadan, Menggoro, Tawangsari, Kedu, dan Tlahab.
Bambang mengatakan desa-desa tersebut memiliki potensi wisata masing-masing yang perlu dikembangkan, seperti Desa Purbosari yang memiliki situs Liyangan. "Selain untuk melihat situs, masyarakat harus mengembangkan potensi budaya dan sebagainya untuk mendukung pariwisata," katanya.
Ia mengatakan peluncuran desa wisata ini untuk membangkitkan kebudayaan dan keindahan alam di Temanggung demi menarik wisatawan. "Saya kira 10 desa tersebut nantinya menjadi ikon Temanggung. Sepuluh desa wisata itu sudah ditetapkan, tinggal mencarikan anggaran, termasuk dari APBD Kabupaten Temanggung," ujarnya.
Adapun Gerebek Agung Tuk Tempurung di lereng Gunung Sindoro diawali kirab budaya dengan mengusung sejumlah gunungan yang tersusun dari hasil bumi setempat. Kirab ini dipimpin Kades Purbosari Saifuddin Ansory. Kirab yang diikuti beberapa kelompok kesenian tradisional tersebut dimulai dari balai desa menyusuri jalan desa yang masih berupa tatanan batu menuju situs Liyangan. Setelah doa bersama, gunungan tersebut menjadi rebutan warga.
Di areal utama situs, empat seniman menampilkan tarian ritual Mustika Tirto yang diiringi dengan rebab dan kenong sembari seorang warga mengalunkan kidung untuk keamanan dan kesejahteraan warga. Di akhir kegiatan, Bupati Temanggung dan Kades Purbosari menyiramkan air dari Tuk Tempurung ke bangunan candi sebagai penanda warga untuk menjaga sumber air dan kesuburan.
Saifuddin mengatakan ritual itu merupakan wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat dan karunia tidak terhitung kepada warga. Melalui ritual ini, warga diingatkan untuk selalu menjaga lingkungan. Terjaganya lingkungan akan berfaedah pada tanah yang tetap subur dan sumber air tetap bersih. "Ritual ini juga untuk memperkenalkan potensi Liyangan pada masyarakat luas," katanya.
BISNIS.COM