Kenapa Impor Nonmigas September 2016 Jeblok?  

Senin, 17 Oktober 2016 18:28 WIB

Truk kontainer mengangkut peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT) Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 17 Maret 2015. Adanya selisih penurunan ekspor-impor sebesar 0,2 persen mengakibatkan surplus sebesar USD 738,3 juta. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan nilai impor non-minyak dan gas (nonmigas) lebih tinggi dibandingkan impor migas pada September 2016. Nilai impor nonmigas mencapai US$ 9,55 miliar atau turun sebesar 9,77 persen dibandingkan Agustus. Sedangkan nilai impor migas mencapai US$ 1,74 miliar atau turun 2,97 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penurunan impor nonmigas dipicu turunnya lima dari sepuluh golongan barang impor. "Golongan mesin dan peralatan mekanik mengalami penurunan tertinggi," kata Suhariyanto di kantornya, Senin, 17 Oktober 2016. Golongan tersebut turun US$ 98,9 juta atau 5,17 persen dibandingkan Agustus 2016.

Impor golongan barang yang juga turun ialah kendaraan dan bagiannya yang mencapai US$ 95,5 juta atau 17,14 persen dibandingkan Agustus. Penurunan diikuti golongan pupuk sebesar US$ 80 juta atau 43,74 persen; mesin dan peralatan listrik US 77,5 juta atau 5,70 persen; serta biji-bijian berminyak US$ 76,5 juta atau 58 persen.

Adapun penurunan impor migas dipicu turunnya nilai impor minyak mentah sebesar US$ 25,5 juta atau 3,91 persen dan hasil minyak US$ 35,6 juta atau 3,52 persen. Hanya satu komponen yang meningkat, yaitu nilai impor gas yang naik US$ 7,8 juta atau 5,95 persen.

BPS mencatat nilai impor pada September 2016 sebesar US$ 11,30 miliar atau turun 8,78 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada periode Januari hingga September 2016, impor mencapai US$ 98,69 miliar atau turun 8,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut terdiri atas impor nonmigas sebesar US$ 84,9 miliar dan impor migas sebesar US$ 13,74 miliar.

Suhariyanto mengatakan impor nonmigas terbesar dalam periode tersebut berasal dari Cina, dengan nilai impor US$ 21,99 miliar atau 25,88 persen dari total impor. Negara asal impor terbesar lainnya adalah Jepang dengan 11,16 persen atau senilai US$ 9,48 miliar dan Thailand dengan 7,81 persen atau US$ 6,64 miliar.

Masih pada periode yang sama, penggunaan barang impor didominasi golongan bahan baku atau penolong. Jumlahnya mencapai 74,55 persen dari total penggunaan. Sedangkan sisanya ialah barang modal sebesar 16,27 persen dan barang konsumsi sebesar 9,18 persen.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

11 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

1 hari lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

2 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

2 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

3 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya