TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Rabu pagi, 12 Oktober 2016, WIB. Hal ini terjadi setelah para pemimpin industri minyak Rusia memberi respons beragam terhadap kesepakatan pemangkasan produksi yang diusulkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Pada sesi sebelumnya, harga minyak menguat hampir tiga persen setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya siap bergabung dalam langkah-langkah bersama guna membatasi produksi. "Dan meminta eksportir minyak lain untuk melakukan hal yang sama," ucapnya, seperti dilansir Antara, Rabu, 12 Oktober 2016.
Dalam situasi saat ini, menurut Putin, pembekuan atau bahkan pemotongan produksi minyak mungkin satu-satunya keputusan yang tepat. "Untuk menjaga stabilitas di pasar energi global."
Namun, Igor Sechin, Chief Executive Officer (CEO) Rosneft PJSC, produsen minyak terbesar Rusia, mengatakan perusahaannya tidak memiliki rencana mengurangi produksi minyak. Arab Saudi dan produsen-produsen lain tidak mungkin untuk memotong produksi dan harga yang lebih tinggi hanya akan membawa produsen-produsen shale oil (minyak serpih) Amerika Serikat kembali ke pasar.
Harga minyak telah naik lebih dari 11 persen sejak OPEC mencapai kesepakatan pada 28 September 2016 untuk memangkas produksi minyak mentah, merupakan yang pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir.
Para menteri perminyakan diharapkan menuntaskan rincian akhir dari kesepakatan tersebut dalam pertemuan OPEC pada 30 November 2016 di Wina.
Patokan Amerika, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November kehilangan US$ 0,56 menjadi menetap di posisi US$ 50,79 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, Xinhua melaporkan, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun US$ 0,73 menjadi ditutup di angka US$ 52,41 per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.