Kimia Farma-Korsel Ground Breaking Pabrik Farmasi di Bekasi

Reporter

Senin, 10 Oktober 2016 16:30 WIB

TEMPO/Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk. melakukan ground breaking pabrik bahan baku obat kimia pertama berkapasitas produksi 30 ton per tahun dengan menggandeng investor dari Korea Selatan.


Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Rusdi Rosman mengatakan aksi investasi tersebut merupakan joint venture antara perusahaan dengan PT Sungwun Pharmacopia Indonesia yang merupakan Sungwun Pharmacopia Co. Ltd dari Korea Selatan, yaitu PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia.


"Pabrik ini dibangun sesuai dengan standar Good Manufacturing Practice dan diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2017. Adapun untuk komersialisasi hasil produksi Bahan Baku Obat Aktif ini, direncanakan pada awal tahun 2018," ujarnya, Senin, 10 Oktober 2016.


Pabrik tersebut berlokasi di Jalan Angsana Raya Blok A 06 001, Delta Silicon 1, Kawasan Industri Lippo Cikarang, Bekasi dengan luas 5.000 meter persegi dari 6 hektare yang disediakan. Nilai investasi yang dikeluarkan di luar tanah sekitar Rp 132 miliar.


Adapun jenis bahan baku obat yang akan diproduksi delapan item, antara lain Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin, Pantoprazole, Esomeprazole, Rabeprazole, Clopidogrel dan Sarpogrelate dengan total kapasitas produksi 30 ton per tahun.


Advertising
Advertising

Produksi bahan baku obat ini untuk memenuhi 100% kebutuhan seluruh industri farmasi di Indonesia untuk ke delapan bahan baku tersebut dan selebihnya untuk pasar ekspor.


Selain itu, KAEF juga akan memproduksi high function chemical (HFC) yang dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetika dan food suplement, yang seluruh hasil produk HFC ini akan di ekspor ke Korea, Jepang dan Amerika


Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan institusinya akan mendorong industri farmasi nasional untuk terus mengembangkan pabrik bahan baku obat secara mandiri. Hal itu tertuang dalam Inpres No.6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan


"Apa yang terjadi kalau tidak bisa membuat bahan baku obat sendiri. Akhrinya masyarakat yang tertimpa dampaknya dan tingkat kematian meningkat. Kita harus buat bahan baku obat dalam negeri. Tentunya juga bahan baku herbal dan suplemen. Hal itu yang harus kita pikirkan. Seandainya obat investasi dari luar mereka menarik obat dari negara kita, apa yang terjadi," katanya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

14 Maret 2023

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

Pemerintah diminta mengembangkan industri farmasi untuk menurunkan harga obat.

Baca Selengkapnya

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

13 Maret 2023

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

Pihak akademisi selalu membutuhkan masukan dari industri farmasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan demi kepentingan masyarakat.

Baca Selengkapnya

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

5 Maret 2023

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

Kemandirian industri farmasi kesehatan dapat dicapai dengan cara penguatan manufaktur farmasi dalam negeri, revitalisasi penyediaan bahan baku obat serta riset dan pengembangan inovasi farmasi dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

13 Februari 2023

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

PP No. 51 tahun 2009 mendefenisikan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Baca Selengkapnya

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

13 Februari 2023

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) didirikan di Yogyakarta pada 13 Februari 1946 oleh Zainal Abidin yang kemudian diangkat sebagai Ketua PAFI.

Baca Selengkapnya

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

7 Desember 2022

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan saat ini industri farmasi nasional telah menguasai pasar obat sekitar 89 persen.

Baca Selengkapnya

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

3 Desember 2022

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

Sebelumnya, obat sirup dilarang beredar karena mengandung etilen glikol dan dietilen glikol yang tidak sesuai batas yang diatur BPOM.

Baca Selengkapnya

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

2 Desember 2022

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

BPOM menyatakan 172 produk obat sirup dari 22 industri farmasi telah memenuhi ketentuan, sehingga dapat kembali diedarkan.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

24 November 2022

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

Togi menyatakan lima perusahaan tersebut menciptakan larutan obat sebanyak 400 hingga 700 kali di atas ambang batas. Jadi penyebab gagal ginjal akut.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

17 November 2022

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan ada gap atau celah dalam sistem keamanan dan mutu obat dari hulu ke hilir.

Baca Selengkapnya