Ini Alasan Aprindo Gratiskan Lagi Kantong Plastik Toko Ritel

Reporter

Selasa, 4 Oktober 2016 07:04 WIB

Konsumen menggunakan tas belanja nonplastik di salah satu minimarket di Kota Bogor, 21 Februari 2016. Konsumen diminta membawa tas belanja sendiri atau dikenakan kantong plastik berbayar sebesar Rp 200. ANTARA/Arif Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memberhentikan program kantong plastik berbayar sejak 1 Oktober 2016 yang dijalankan toko ritel modern di seluruh Indonesia.

"Kami berhentikan sampai nantinya pemerintah mau mengeluarkan peraturan pemerintah yang berkekuatan hukum," ujar Ketua Umum Aprindo Roy Mandey di Kawasan Episentrum Kuningan Jakarta, Senin, 3 Oktober 2016.

Menurut Roy, Aprindo sangat mendukung kebijakan pemerintah untuk mengurangi pemakaian kantung plastik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan agar Indonesia dapat mengurangi pemakaian sampah plastik dan menjadi sampah di laut terbesar kedua setelah Cina.

Karena itu, ucap Roy, Aprindo menerapkan kantong plastik berbayar "Jadi kantong plastik seperti barang dagangan, bayar."

Baca Juga: YLKI Nilai Program Plastik Berbayar Bagus, Tapi....

Namun Aprindo kembali menggratiskan kantong plastik saat konsumen belanja di toko ritel modern. Aprindo menanti diterbitkannya Peraturan Menteri (Permen) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang berkekuatan hukum. "Jadi mulai satu Oktober kembali gratis kantong plastik," ujar Roy.

Selama menerapkan program kantong plastik berbayar, Aprindo mengikuti uji coba melalui Surat Edaran Dirjen KLHK Nomor SE/8/PLSB3/PS/PLB.0/5/2016 tentang Pengeluaran Sampah Plastik Melalui Penerapan Kantong Belanja Plastik Sekali Pakai Tidak Gratis. "Kami ikut uji coba karena kami mendukung niat pemerintah mengurangi pemakaian kantong plastik," kata Roy.

Namun setelah proses uji coba dijalankan pada tahap pertama, yaitu tiga bulan sejak Februari sampai April banyak menuai pro dan kontra dari masyarakat. Data yang diperoleh oleh Aprindo adalah setelah dikaji dari 35 ribu toko dan 600 perusahaan mulai mengalami perlambatan. Perlambatan tersebut terlihat dari mulai ada intervensi oleh pihak yang tidak mengerti maksud tujuan dari diberlakukannya kantong plastik berbayar ini.

Simak: DPR Minta Pengurangan Subsidi Listrik 900 VA Dikaji Lagi

"Tapi tetap ada hal positif dari diberlakukannya kantong plastik berbayar ini," kata Roy. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi KLHK selama masa uji coba tahap pertama terlihat penurunan penggunaan kantong plastik sebesar 25-30 persen. Hal ini karena 87,2 persen masyarakat menyatakan dukungan terhadap program ini dan 91,6 persen bersedia membawa kantong plastik belanja sendiri dari rumah.

Roy menambahkan Aprindo tetap akan memberhentikan program kantong plastik berbayar karena menginginkan kebijakan ini menjadi Permen dengan kekuatan hukum yang jelas. "Sehingga tidak ada perbedaan dan semua pelaku dunia usaha melakukannya. Tidak hanya kami saja."

Simak: Terungkap, 2 Wanita Ini Diduga Simpan Rahasia Dimas Kanjeng

Sebelumnya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) berharap pemerintah meneruskan program kantong plastik berbayar. Wakil Ketua Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo mengatakan program tersebut telah membuat masyarakat sadar untuk mengurangi konsumsi plastik. Menurutnya, sebagian konsumen sudah menolak penggunaan plastik dan sebagian membawa kantong dari rumah saat berbelanja.

Sudaryatmo ingin pemerintah melengkapi kebijakan kantong plastik berbayar dengan dukungan aspek legal. "Ini kebijakan bagus tetapi tidak direncanakan dengan bagus," kata dia kepada Tempo, Ahad, 2 Oktober 2016. Karena itu, pemerintah harus mempertegas kebijakan ini sebagai produk hukum yang mengikat.

ODELIA SINAGA




Berita terkait

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

16 November 2023

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan

21 September 2023

Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan

Roy Nicholas Mandey mengaku telah meminta Perum Bulog menggelontorkan stok beras ke ritel sebanyak 2.500 ton. Hal tersebut untuk meredam kenaikan harga beras secara nasional.

Baca Selengkapnya

Sederet Ancaman Pengusaha ke Pemerintah yang Tak Kunjung Bayar Rafaksi Minyak Goreng

20 Agustus 2023

Sederet Ancaman Pengusaha ke Pemerintah yang Tak Kunjung Bayar Rafaksi Minyak Goreng

Aprindo beberkan sejumlah ancaman kepada pemerintah yang tak kunjung melunasi utang rafaksi minyak goreng. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Aprindo Tidak Kunjung Berhasil Tagih Utang Minyak Goreng, Aprindo: Kami Minta Transparansi

11 Mei 2023

Aprindo Tidak Kunjung Berhasil Tagih Utang Minyak Goreng, Aprindo: Kami Minta Transparansi

Perwakilan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) terus menagih utang subsidi atau rafaksi minyak goreng.

Baca Selengkapnya

Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

13 Maret 2023

Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

Penelitian mencatat tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring sekaligus datang ke gerai.

Baca Selengkapnya

Betulkah Pengusaha Ritel Tak Ambil Margin dari Penjualan Beras Bulog? Ini Kata Aprindo

9 Februari 2023

Betulkah Pengusaha Ritel Tak Ambil Margin dari Penjualan Beras Bulog? Ini Kata Aprindo

Buwas mengklaim pengusaha ritel tidak mendapatkan margin sama sekali dari penjualan beras Bulog ukuran 5 kilogram seharga Rp 47.250.

Baca Selengkapnya

Pekan Ini Beras Bulog 5 Kg Dijual di Indomaret dan Alfamart

9 Februari 2023

Pekan Ini Beras Bulog 5 Kg Dijual di Indomaret dan Alfamart

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengumumkan beras Bulog akan mulai dijual di ritel modern Alfamart dan Indomaret pekan ini.

Baca Selengkapnya

Gerai Makanan dan Minuman Merugi, Aprindo: Tidak Memperhitungkan Perubahan Zaman

9 Februari 2023

Gerai Makanan dan Minuman Merugi, Aprindo: Tidak Memperhitungkan Perubahan Zaman

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengungkap penyebab banyaknya gerai makanan dan minuman yang tutup.

Baca Selengkapnya

Aprindo Bantah Minyakita Langka Karena Dijual di Ritel Modern: Peminatnya Tidak Banyak

9 Februari 2023

Aprindo Bantah Minyakita Langka Karena Dijual di Ritel Modern: Peminatnya Tidak Banyak

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan ritel modern selama ini tidak banyak menjual Minyakita. Minyakita juga tidak diminati pembeli.

Baca Selengkapnya

29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

29 November 2022

29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

Bank Indonesia (BI) mengumumkan ada jumlah peserta BI Fast kini bertambah sebanyak 29 bank.

Baca Selengkapnya