TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan laju inflasi sebesar 0,22 persen pada September ini masih terkendali. "Tidak besar itu 0,22 persen," ujar Darmin di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin, 3 Oktober 2016.
Menurut Darmin, inflasi yang masih terkendali tersebut merupakan hasil dari kebijakan stabilisasi harga yang diterapkan pemerintah selama ini. "Karena memang harga beras juga stabil. Biasanya itu yang jadi sumber inflasi kita. Tahun ini musimnya agak baik," kata Darmin sembari tersenyum.
Badan Pusat Statistik merilis, laju inflasi pada September ini sebesar 0,22 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan Agustus lalu yang mana terjadi deflasi sebesar 0,02 persen. Dengan laju inflasi tersebut, inflasi tahun kalender 2016 atau sejak Januari hingga bulan ini mencapai 1,97 persen.
Berdasarkan data BPS yang dirilis hari ini, jika dilihat menurut komponen pengeluaran yang ada, inflasi pada September terjadi karena adanya tekanan harga pada pulsa ponsel, rokok, dan cabai merah serta biaya sewa rumah, biaya akademi dan perguruan tinggi, dan juga biaya tarif listrik.
Darmin menegaskan, laju inflasi yang rendah bukan disebabkan oleh konsumsi yang rendah. "Kalau konsumsi yang turun, harga turun. Ini masih ada yang naik kan? Itu berarti bukan karena konsumsinya yang turun. Karena ada yang naik memang. Ya normal aja," kata Darmin menambahkan.
Darmin optimistis, laju inflasi pada akhir tahun ini akan sesuai dengan target yang dipatok oleh pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 sebesar 4 persen bakal tercapai. "Keliatannya iya (tercapai). Jadi jangan dibilang konsumsinya yang turun," ujarnya.