Ketika Puluhan Bank Ikut Lembur karena Tax Amnesty  

Sabtu, 1 Oktober 2016 11:21 WIB

Menkeu Sri Mulyani (kiri), berbincang bersama para konglomerat Indonesia di sela-sela makan malam bersama Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, 22 September 2016. Acara makan malam ini digelar untuk mengajak mereka mengikuti Tax amnesty. Dok.Setpres

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan perbankan yang tercatat sebagai bank persepsi program pengampunan pajak atau tax amnesty juga ikut memperpanjang jam kerja operasionalnya. Sebanyak 76 bank persepsi lembur hingga enam jam sampai pukul 21.00 WIB pada Jumat lalu.

Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka mengakomodasi membeludaknya jumlah wajib pajak yang ingin berpartisipasi di hari terakhir periode pertama tax amnesty pada Jumat lalu. Periode pertama pengampunan pajak ini menawarkan skema tebusan dua persen.

"Seluruh perbankan bank persepsi buka melayani orang yang ingin membayar uang tebusan," kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Direktorat Jenderal Pajak Hestu Yoga Saksama, di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat, 30 September 2016.

Yoga mengatakan waktu normal pelayanan pembayaran pajak di perbankan setiap hari kerja biasanya berakhir pada pukul 15.00 WIB. Dengan adanya penambahan jam operasional pelayanan perbankan untuk tax amnesty khusus kemarin, diharapkan bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh wajib pajak.

"Kan ada juga yang hari ini (kemarin), baru ngurus terus bayar tebusannya malam," kata Yoga. Karena itu, pemerintah pun meminta perbankan ikut mendukung program tax amnesty ini seoptimal mungkin.

Yoga menegaskan untuk mendapatkan slot periode pertama tax amnesty dengan tebusan dua persen masih akan ditunggu hingga tadi malam. Untuk itu, wajib pajak harus menyerahkan surat penyerahan harta (SPH)-nya kemarin.

Jika lewat dari pukul 21.00 WIB itu, kata Yoga, sudah terhitung masuk ke periode kedua program tax amnesty dengan nilai tebusan tiga persen. "Pokoknya datang, dapat tanda terima dulu."

Soal masih ada wajib pajak besar, seperti juga para pengusaha yang baru akan ikut program tax amnesty di menit-menit terakhir kemarin, Yoga menduga karena masih ada kendala administrasi dan inventarisasi aset dengan jumlah besar yang memakan waktu cukup lama. "Last minute karena asetnya banyak, ribuan jenis, tempatnya juga bisa di berbagai kota dan negara."

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

5 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Banggakan Rasio Pajak Orba, Begini Respons Direktorat Jenderal Pajak

35 hari lalu

Prabowo Banggakan Rasio Pajak Orba, Begini Respons Direktorat Jenderal Pajak

Respons Direktorat Jenderal Pajak terhadap pernyataan Prabowo Subianto yang membanggakan rasio pajak era Orba.

Baca Selengkapnya

Dampak Menggunakan Materai Palsu, Bisa Mengurangi Pendapatan Pajak Negara

38 hari lalu

Dampak Menggunakan Materai Palsu, Bisa Mengurangi Pendapatan Pajak Negara

Penggunaan meterai palsu secara marak bisa mengganggu sistem pajak dan merugikan negara

Baca Selengkapnya

Rafael Alun Tetap Dihukum 14 Tahun Penjara di Putusan Banding

45 hari lalu

Rafael Alun Tetap Dihukum 14 Tahun Penjara di Putusan Banding

Rafael Alun Trisambodo, bekas pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, dalam putusan banding tetap menjatuhkan vonis 14 tahun penjara. Dengan denda Rp 500 juta.

Baca Selengkapnya

DJP Kantongi Setoran Pajak Digital Rp 16,9 Triliun, Ini Rinciannya

5 Januari 2024

DJP Kantongi Setoran Pajak Digital Rp 16,9 Triliun, Ini Rinciannya

DJP Kemenkeu mencatat telah memungut pajak pertambahan nilai perdagangan melalui sistem elektronik alias pajak digital sebesar Rp 16,9 triliun pada akhir 2023.

Baca Selengkapnya

KPK Yakin Rafael Alun akan Divonis Bersalah dalam Sidang Putusan Tipikor Hari Ini

4 Januari 2024

KPK Yakin Rafael Alun akan Divonis Bersalah dalam Sidang Putusan Tipikor Hari Ini

KPK meyakini PN Jakpus akan menyatakan bersalah terdakwa eks pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo dalam pembacaan vonis.

Baca Selengkapnya

Rafael Alun Ungkit Jasa ke Negara Agar Dibebaskan, IM57: Jangan Kaburkan Tindakan Koruptif

3 Januari 2024

Rafael Alun Ungkit Jasa ke Negara Agar Dibebaskan, IM57: Jangan Kaburkan Tindakan Koruptif

Ketua IM57+ Institute M Praswad Nugraha mengatakan jasa Rafael Alun sebagai abdi negara sudah terbayar melalui gaji dan fasilitas.

Baca Selengkapnya

Ganjar Kritik Sistem Perpajakan: Ruwet, Mestinya Diurus Lembaga di Bawah Presiden

12 Desember 2023

Ganjar Kritik Sistem Perpajakan: Ruwet, Mestinya Diurus Lembaga di Bawah Presiden

Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengusulkan supaya pajak diurus oleh lembaga yang langsung di bawah presiden.

Baca Selengkapnya

Strategi Ganjar Genjot Pajak: Jangan Berburu di Kebun Binatang, Jangan Mancing di Kolam

12 Desember 2023

Strategi Ganjar Genjot Pajak: Jangan Berburu di Kebun Binatang, Jangan Mancing di Kolam

Calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, mengkritik implementasi sistem perpajakan di Indonesia yang menurutnya masih rumit.

Baca Selengkapnya

2024 NIK Jadi NPWP, Ini Cara Memadankannya

29 November 2023

2024 NIK Jadi NPWP, Ini Cara Memadankannya

Setelah tanggal 31 Desember 2023, masyarakat menggunakan NIK untuk melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Begini caranya jadi NPWP

Baca Selengkapnya