Akhir September, Penerbitan Surat Utang Capai Rp 585,6 T

Reporter

Kamis, 29 September 2016 14:26 WIB

Gedung Kementerian Keuangan Republik Indonesia. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, hingga Rabu 28 September 2016, realisasi penerbitan bruto surat berharga negara telah mencapai 89,49 persen atau Rp 585,6 triliun. Hingga akhir tahun, pemerintah masih membutuhkan penerbitan surat utang hingga Rp 68,7 triliun.

Salah satu cara pemerintah untuk membiayai defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2016 tersebut, menurut Robert, adalah dengan membuka masa penawaran Obligasi Negara Ritel atau ORI seri 013 hari ini hingga 20 Oktober mendatang. Melalui penerbitan obligasi ritel tersebut, pemerintah mematok target indikasi sebesar Rp 20 triliun.

"Dengan target penerbitan ORI tersebut, ini (Rp 68,7 triliun) dapat berkurang signifikan. Sisanya, melalui lelang reguler setiap minggu," ujar Robert usai membuka masa penawaran ORI 013 di Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis, 29 September 2016. Hingga kini, menurut dia, sudah terdapat penawaran hingga Rp 25 triliun.

Baca: Kadin Ikut, Deklarasi Harta Tax Amnesty Sentuh Rp 2.512,6 T

Hingga 31 Agustus, menurut Robert, total outstanding ORI sebesar Rp 68,86 triliun atau 2 persen dari total outstanding surat berharga negara. Pada 2015 lalu penerbitan ORI mencapai Rp 27 triliun. "Nominal tersebut adalah nominal ORI terbesar yang pernah diterbitkan. Hingga tahun lalu, total penerbitan ORI telah mencapai Rp 146,48 triliun."

Tingkat pertambahan investor baru, menurut Robert, juga cukup besar, yakni 74 persen dari total investor atau 17.846 orang setiap serinya. "Artinya, hampir 20 persen dari total investor dalam setiap penerbitan ORI merupakan investor baru yang belum pernah membeli ORI sebelumnya. Sejak diterbitkan pada 2006, pembeli ORI telah mencapai 214.151 investor," kata Robert.

Investor ORI, menurut Robert, didominasi oleh investor yang berada di Indonesia bagian barat selain DKI Jakarta. Investor dari wilayah barat Indonesia mencapai 48 persen. Sementara itu, DKI Jakarta 40 persen serta wilayah Indonesia bagian tengah dan timur 11 persen. "Cakupan juga berkembang, dari 31 provinsi pada 2006 menjadi 34 provinsi pada 2015."

Simak: Sindir Mario, Hotman Paris: Tukang Becak pun Sayang Anaknya

Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Divison Anugerah Securindo Indah, menilai di tengah derasnya capital inflow di pasar SBN saat ini, kemungkinan target nilai emisi ORI 013 di kisaran Rp 20 triliun tercapai. “Bahkan, bisa lebih dari itu. Kemungkinan besar bila pasarnya bagus, maka pemerintah bisa upsize,” katanya, Selasa 6 September 2016.

Ramdhan memperkirakan kupon ORI 013 di kisaran 6,5-7 persen, dengan memperhitungkan suku bunga deposito sebesar 6 persen. “Kalau spread dengan deposito bisa di atas 1 persen saja, itu sudah sangat menarik bagi investor ritel memiliki ORI013,” katanya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI | BISNIS.COM

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

4 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

24 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

36 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

45 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

46 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

Pemerintah telah melelang Surat Utang Negara hari ini Rabu, 13 Maret 2024. Total nominal yang dimenangkan mencapai Rp 24 triliun.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

47 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya

Apa Itu SPT Tahunan?

52 hari lalu

Apa Itu SPT Tahunan?

SPT Tahunan adalah surat yang digunakan WP untuk melaporkan perhitungan atau pembayaran pajak, objek pajak, bukan objek pajak, harta, dan kewajiban.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Ini Awal Adanya Dana Bantuan Operasional Sekolah

54 hari lalu

Ramai-ramai Tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Ini Awal Adanya Dana Bantuan Operasional Sekolah

Dana BOS yang selama ini cukup banyak membantu pendidikan justru diwacanakan dialihkan sebagian ke program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya