BI: Transmisi Pelonggaran Moneter ke Kredit Belum Kuat  

Reporter

Minggu, 25 September 2016 07:49 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) dalam delapan-sembilan bulan terakhir telah melakukan beberapa kelonggaran kebijakan moneter. Terakhir, pada pekan lalu, BI kembali melakukan pelonggaran kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebanyak 25 basis points (bps), dari 5,25 persen menjadi 5 persen.

Adapun tujuan penurunan suku bunga acuan BI Rate menjadi BI 7-days Repo Rate bertujuan mendongkrak pertumbuhan kredit, sehingga hal ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.

Sayangnya, tindakan bank sentral tak lantas diikuti penurunan tingkat suku bunga di perbankan dengan cepat. Menurut Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Yoga Affandi, bank masih harus banyak melakukan penyesuaian likuiditas internal, di mana tahun ini banyak bank yang melunasi utang valuta asing.

Baca: Cegah Peredaran Uang Palsu Menjelang Pilkada, BI Gandeng Polri

Berdasarkan data Bank Indonesia, penurunan suku bunga deposito lebih cepat dibandingkan dengan suku bunga kredit. "Suku bunga deposito turun lebih cepat, yakni 100 bps atau 6,94 persen, dari Januari sampai Agustus 2016," ujar Yoga Affandi di Kantor Perwakilan BI Semarang, Sabtu, 24 September 2016. Adapun untuk suku bunga kredit, BI mencatat, penurunan itu lebih lambat, yakni 52 bps atau 12,31 persen hingga Agustus 2016.

Penurunan suku bunga deposito yang cepat itu menyebabkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) melemah. Secara year-to-date hingga Agustus 2016, pertumbuhan DPK sebesar 5,6 persen. Pertumbuhan kredit juga melemah sebesar 6,8 persen secara year-to-date hingga Agustus 2016.

Simak: Terbitkan Uang Baru, BI Tunda Redenominasi

Hal tersebut, menurut Yoga Affandi, menandakan pertumbuhan ekonomi belum dapat dikatakan solid, sehingga membutuhkan stimulus di bidang fiskal. Meski demikian, kebijakan moneter tersebut memberi likuiditas di pasar uang. BI mencatat, likuiditas mengalami surplus ditambah dengan adanya kebijakan pemerintah, yakni penerapan Undang-Undang Pengampunan Pajak.

DESTRIANITA




Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

3 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya