TEMPO.CO, Semarang - Bank Indonesia menggandeng Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam mengantisipasi peredaran uang palsu di kalangan masyarakat. Menjelang pemilihan umum, indikasinya akan banyak uang palsu yang beredar.
"BI sama Polri kerja sama baik sekali. Kalau mempercayakan Polri, bahkan (mereka menangkap) di tempat pembuatan, dan itu lebih efektif," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas, di Bank Indonesia, Semarang, Jumat, 24 September 2016.
Ronald mengatakan jumlah uang palsu akan mengalami kenaikan menjelang pemilihan kepala daerah. Untuk tahun ini saja, kata dia, Polri berhasil membongkar sindikat pemalsu uang, langsung dari pabriknya. "Tahun ini Polri sudah dua kali bongkar di tempat pembuatannya langsung," ujar Ronald.
Pada tahun lalu, berdasarkan data Bank Indonesia, mereka mencatat sedikitnya ada 136.558 lembar uang palsu yang beredar. Uang tersebut terdiri atas pecahan Rp 10-100 ribu. Jumlah tersebut belum termasuk hasil dari penyelidikan polisi yang berhasil menyita 144.097 lembar uang palsu dengan estimasi mencapai Rp 1,4 miliar.
Selain itu, BI mencatat rata-rata setiap 1 juta lembar uang asli beredar, 19 lembar di antaranya palsu. Rasio ini terbilang meningkat, mengingat pada 2014, rasio hanya 9 lembar dibanding 1 juta lembar uang yang beredar.
DESTRIANITA
Baca Juga:
Cerita di Balik Nama Kiswinar, Dibuat Mario Teguh dan Unik
Gagal Maju Cagub DKI, Rizal Ramli Beberkan Kesalahannya
Kapolri Ungkap 2 Teman Wanita Krishna Murti, Video Papa...