Sabtu Ini Terakhir, Bursa Kerja Sediakan 5.000 Lowongan

Reporter

Sabtu, 24 September 2016 05:30 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Kerja Nasional ke-14 yang digelar Kementerian Ketenagakerjaan di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada 23-24 September 2016 menawarkan sekitar 5.000 lowongan kerja dari 74 perusahaan.

Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Abdul Wahab Bangkona berharap kegiatan itu dapat menjembatani kebutuhan perusahaan dengan pencari kerja.

"Tujuan penyelenggaraan Bursa Kerja Nasional ini untuk mempertemukan secara langsung para pencari kerja dengan pemberi kerja tanpa diskriminasi," ujarnya ketika membuka bursa kerja tersebut di Jakarta, Jumat, 23 September 2016.

Hal itu untuk mendukung program pemerintah menurunkan angka pengangguran dengan menempatkan dua juta penganggur pada 2016, serta sekaligus mempromosikan berbagai kebijakan dan program penempatan tenaga kerja secara nasional.

Sementara itu, Sekretaris Ditjen Binapenta Kementerian Ketenagakerjaan Budi Hartawan mengatakan perusahaan peserta bursa kerja kali ini terdiri dari berbagai jenis usaha antara lain, retail, konstruksi, manufaktur, asuransi dan perbankan, minyak dan gas, otomotif dan lainnya.

"Job fair ini gratis alias tidak dipungut biaya. Jam buka mulai pukul 08.00-16.00 WIB dengan pendaftaran menggunakan sistem 'online' melalui website e-bursakerja.com," jelas Budi.

Dalam arena bursa kerja kali ini, selain perusahaan-perusahaan swasta ada juga gerai BUMN seperti Peruri, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, Perum Percetakan Negara, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, PT Dirgantara Indonesia, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Angkasa Pura I.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) tentang Bursa Kerja Khusus antara Kemenaker, Kemendikbud dan Kemenristekdikti serta penyerahan Penghargaan bagi Perusahaan yang mempekerjakan Disabilitas dan penyerahan penghargaan ISO Kepada Dinas Provinsi atau Kabupaten/Kota yang membiayai Ketenagakerjaan.

Adanya MoU antarkementerian itu diharapkan dapat meningkatkan komitmen dan sinergi agar para pencari kerja dan lulusan pendidikan yang lulus dapat mendapatkan informasi pekerjaan dan langung terserap.

"Seluruh perusahaan di Indonesia harus terbuka soal kebutuhan tenaga kerja di perusahaannya. Selain itu, perusahaan juga harus ikut membantu pemerintah mengurangi pengangguran dengan cara ikut mendidik dan melatih pekerja menjadi tenaga kerja yang berkompeten," kata Abdul Wahab.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2016 mencatat ada 127,7 juta orang angkatan kerja, terdiri dari 120,7 juta orang penduduk bekerja dan tujuh juta orang penganggur atau tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,5%.

Jika dibandingkan dengan Februari 2015 maka TPT mengalami penurunan sebesar 0,31%.

Sementara itu, jika dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan menempati posisi tertinggi (9,84%), disusul oleh TPT Diploma I/II/III (7,22%).

Sementara TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 3,44%.
BISNIS.COM

Berita terkait

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

6 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

32 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

33 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

36 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

38 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

46 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

53 hari lalu

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.

Baca Selengkapnya

TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

3 Februari 2024

TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

Dewan Pakar TPN Ganjar - Mahfud, Sonny Keraf, mengkritik bahwa manfaat hilirisasi lebih dirasakan tenaga kerja asing.

Baca Selengkapnya