OJK Akan Revisi Target Pertumbuhan Kredit

Reporter

Rabu, 7 September 2016 08:08 WIB

ketua OJK Muliaman Hadad menghadiri acara Indonesia Banking Award 2015 di Hotel Kempinsky, Jakarta, 17 September 2015. Juri Indonesia Banking Award 2015 memilih 64 dari 119 bank yang dianggap memiliki kinerja terbaik sepanjang 2014. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan sedang mengkaji perubahan proyeksi kredit untuk tahun ini. Upaya ini tak lepas dari pertumbuhan kredit yang secara year-to-date masih cukup rendah.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mengatakan saat ini OJK masih melakukan evaluasi dari rencana bisnis bank (RBB). “Hasilnya baru ada setelah evaluasi rampung akhir bulan ini," ujar Muliaman di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 5 September 2016. Dia juga mengakui, langkah ini sejalan dengan pemangkasan target pertumbuhan kredit yang dilakukan Bank Indonesia.

Pertengahan Agustus lalu, Bank Indonesia memang memutuskan menurunkan proyeksi pertumbuhan kredit dari sebelumnya 10-11 persen menjadi 7-9 persen. Bahkan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan pertumbuhan kredit secara year-to-date masih di bawah 3 persen. Walaupun begitu, dia yakin perbaikan akan terjadi pada semester kedua. Ini sejalan dengan konsumsi sektor swasta pada semester kedua 2016 yang diprediksi meningkat.

Adapun Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimistis penggunaan suku bunga acuan baru, 7-Day Repo Rate, juga bisa mengerek pertumbuhan kredit. Penerapan acuan baru itu akan meningkatkan likuiditas perbankan, terlebih aliran modal asing yang masuk Indonesia dalam bentuk investasi portofolio jumlahnya juga sudah meningkat hingga mencapai Rp 115 triliun.

Baca Juga: Kredit Perbankan Diproyeksikan Tumbuh Pada Kisaran 10 Persen

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menuturkan lambatnya pertumbuhan kredit pada tahun ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu penawaran dan permintaan. Di sisi penawaran, bank cenderung mengerem penyaluran kredit karena potensi kenaikan non-performing loan atau kredit macet. Di sisi lain, permintaan belum membaik karena daya beli masyarakat masih rendah. Dengan asumsi itu, Josua mengatakan kenaikan ekonomi pada kuartal kedua lalu yang melebihi 5 persen hanya faktor musiman.

Josua memprediksi, hingga akhir tahun, pertumbuhan kredit akan berada di posisi 7-8 persen, terlebih pemerintah juga sedang gencar memangkas anggaran yang mengakibatkan belanja pemerintah akan terbatas. “Kalau belanja pemerintah rendah, tentu tak bisa menstimulus konsumsi swasta.”

Simak:
Cina Siap Investasi Industri Tekstil Senilai US$ 100 Juta

Ekonom dari Kenta Institute, Eric Sugandi, justru berpendapat bahwa pertumbuhan kredit pada paruh kedua tahun ini akan lebih baik. Dari sisi permintaan, kredit diprediksi tumbuh positif sejalan dengan peningkatan tumbuhnya optimisme terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

Adapun dari sisi penawaran, adanya kebijakan relaksasi dari bank sentral disebut bisa meningkatkan pertumbuhan kredit. “Namun, karena pertumbuhan kredit lambat di kuartal pertama, untuk full year 2016 saya perkirakan kredit tumbuh di posisi 8-10 persen,” ujarnya. Beberapa sektor yang menurutnya mampu berkontribusi di sisa tahun ini adalah consumer goods atau barang konsumsi dan properti.

FAIZ NASHRILLAH | DESTRIANITA | GHOIDA RAHMAH



Baca juga: Heboh Soal Pizza: Inilah 3 Hal Aneh Sekaligus Merisaukan




Advertising
Advertising







Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

12 jam lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

17 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

9 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

9 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

12 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

20 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

22 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

25 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

25 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

27 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya