Terbitkan ORI, Pemerintah Targetkan Pemasukan Rp 20 Triliun  

Reporter

Senin, 5 September 2016 15:51 WIB

Obligasi Negara Ritel Seri ORI009. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan kembali meluncurkan surat berharga negara untuk investor individu. SB jenis retail bernama Obligasi Retail Indonesia (ORI) ini akan ditawarkan pada akhir September mendatang.

"Untuk ORI ini, kami menargetkan (penerbitan) sekitar Rp 20 triliun. Masa penawaran ORI pada 29 September-20 Oktober 2016," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Robert Pakpahan dalam konferensi persnya di Gedung Frans Seda Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin, 5 September 2016.

Hingga kini, menurut Robert, pemerintah telah menerbitkan tiga jenis SBN yang ditujukan bagi investor individu, yakni sukuk retail, sukuk tabungan, dan saving bond retail. "Kami ingin melibatkan kelompok-kelompok yang berbeda dalam pembiayaan APBN. Kami edukasi sambil mereka berkontribusi," tuturnya.

Selama ini, SBN yang ditujukan bagi investor individu memang masih tergolong mahal. Menurut Robert, hal itu karena pemerintah mesti berkompetisi dengan tingkat bunga deposito. "Tapi ke depan, kami akan lebih pragmatis. Kami akan evaluasi satu per satu, tapi kami tidak akan meninggalkan retail."

Baca Juga: Sukuk Tabungan Laris Diborong 11.338 Investor Individu

Tahun depan, kata Robert, tingkat bunga deposito diharapkan turun, sehingga cost of fund dari pemerintah juga turun. "Kalau tingkat bunga turun, kami punya opsi untuk menerbitkan yang lebih rendah yield-nya. Kalau tingkat bunga turun, financing lebih murah, bunga kredit turun, dan investasi murah."

Sebelumnya, Kementerian Keuangan meluncurkan sukuk tabungan dengan seri SR-001. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, penerbitan sukuk ini merupakan bukti bahwa pemerintah serius, tidak hanya dalam mengembangkan instrumen pembiayaan, tapi juga mendukung pasar keuangan syariah.

"Dalam delapan tahun terakhir, total penerbitan sukuk negara mencapai Rp 538,9 triliun. Porsi sukuk terhadap total surat berharga negara sebesar 14,87 persen. Itu masih terlalu kecil. Saya berharap ini terus berkembang selanjutnya," ujar Sri di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 19 Agustus 2016.

Simak: Pidato G-20, Presiden Jokowi Singgung Ekonomi Inklusif Lagi

Pada 2015, menurut Sri, aset industri keuangan syariah global mencapai US$ 1,8 triliun. Perbankan syariah dan sukuk, ucap dia, merupakan kontributor terbesar aset industri keuangan syariah global tersebut. "Ini potensi bagi negara dengan penduduk Islam terbesar," katanya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI|ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

21 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

2 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

7 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

8 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

9 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

29 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

36 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

40 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

49 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

52 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya