Pidato G-20, Presiden Jokowi Singgung Ekonomi Inklusif Lagi

Reporter

Editor

Pruwanto

Senin, 5 September 2016 13:56 WIB

Presiden Joko Widodo saat tiba dalam acara KTT G20 di Hangzhou Exhibition Center, Hangzhou, Cina, September 4, 2016. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi pembicara utama sesi 2 dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. REUTERS/Etienne Oliveau/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo kembali menyinggung masalah pertumbuhan ekonomi dan ekonomi inklusif. Presiden berharap adanya kerja sama negara-negara G-20 dalam bentuk asistensi pengembangan ekonomi digital negara-negara berkembang.

"Setiap kebijakan ekonomi (yang anggota G-20 buat) harus memiliki agenda pertumbuhan yang solid dan inklusif," kata Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Hangzhou International Expo Center, Cina, Minggu, 4 September 2016, sebagaimana dikutip Tempo dari penjelasan Biro Pers Istana Kepresidenan.

Presiden Jokowi pernah membahas pertumbuhan ekonomi dan ekonomi inklusif dalam pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ratu Maxima yang berasal dari Belanda pada Kamis pekan lalu.

Kebijakan keuangan atau ekonomi inklusif merupakan kebijakan yang meningkatkan akses dan pemahaman publik pada wilayah tertentu terhadap layanan dan jasa keuangan, seperti bank ataupun instrumen permodalan. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi menjadi luas, terjadi di berbagai provinsi, dan kesenjangan pendapatan berkurang.

Indonesia termasuk yang terendah dalam hal tersebut. Menurut Presiden Joko Widodo, kondisi keuangan inklusif Indonesia jauh tertinggal dibanding beberapa negara tetangga. Indonesia hanya 21,8 persen dari total penduduk. Malaysia dan Singapura memiliki persentase keuangan inklusif sekitar 50 dan 90 persen.

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan ekonomi inklusif, Presiden Joko Widodo meminta negara-negara anggota G-20 untuk meningkatkan kerja sama atau sinergi dalam hal kebijakan fiskal, moneter, serta reformasi struktural. Sebisa mungkin, kata dia, hindari kebijakan-kebijakan ekonomi yang menimbulkan dampak negatif pada satu atau lebih anggota G-20.

Presiden Joko Widodo menyatakan Indonesia siap turut berperan dalam hal yang telah ia sampaikan tersebut. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong tinggi di antara negara G-20 plus sudah ada komitmen untuk menjaga perekonomian yang lebih terbuka.

“Indonesia berkomitmen untuk menjaga ekonominya terbuka dan kompetitif. Saya juga akan terus mempertahankan ekonomi yang inklusif,” kata Presiden Joko Widodo.

ISTMAN M.P.

Berita terkait

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

11 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

29 hari lalu

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

57 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

57 hari lalu

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

Prabowo mengatakan, Indonesia yang merupakan anggota G20 negara dengan perekonomian terbesar dunia tidak boleh membiarkan ada rakyat hidup susah

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

57 hari lalu

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

Prabowo menilai pemerintah harus menjadi pemimpin yang melindungi rakyatnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

58 hari lalu

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

Jumlah korban tewas akibat konflik Israel-Palestina melonjak tajam dalam kurun tiga bulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

3 Maret 2024

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

2 Maret 2024

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di So Paulo, Brasil.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

2 Maret 2024

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

Sri Mulyani Indrawati terbang ke Brasil untuk menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG). Mereka membahas isu-isu yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi global

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Presiden World Bank Ajay Banga, Bahas Kredit Karbon hingga Dana Investasi Iklim

1 Maret 2024

Sri Mulyani Bertemu Presiden World Bank Ajay Banga, Bahas Kredit Karbon hingga Dana Investasi Iklim

Menkeu Sri Mulyani bertemu dengan Presiden Bank Dunia atau World Bank, Ajay Banga di tengah rangkaian agenda G20 di Brasil. Apa saja yang dibahas?

Baca Selengkapnya