BPS: Nilai Tukar Petani Pangan Tergerus

Reporter

Kamis, 1 September 2016 23:02 WIB

TEMPO/Zulkarnain

TEMPO.CO, Jakarta - Kendati nilai tukar petani nasional pada Agustus 2016 mengalami kenaikan 0,17% dibanding bulan sebelumnya, nilai tukar petani pangan masih tergerus akibat panen raya komoditas jagung dan ubi.


Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) disebabkan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,30%, lebih besar dari kenaikan harga yang dibayar petani sebesar 0,13%.


Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, meningkatnya NTP nasional didorong oleh inflasi yang semakin terkendali. Namun, nilai tukar petani pangan menurun 0,08%.


Penurunan itu disebabkan panen raya jagung di berbagai wilayah, sehingga menyebabkan harga jagung turun. Hal itu juga terjadi pada komoditas ubi.


"Ubi rambat dan ubi kayu juga mengalami penurunan, tapi harga gabah masih naik," katanya, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1 September 2016).


Advertising
Advertising

Selain nilai tukar petani pangan, nilai tukar petani holtikultura juga menurun sebesar 0,27%. Penurunan terjadi pada komoditas buah-buahan dan tanaman obat.


Sementara itu, nilai tukar petani tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan 0,07% dan peternakan naik 0,97%. Kenaikan nilai tukar petani sektor peternakan disebabkan adanya momen Idul Adha pada pertengahan September 2016.


"Sedangkan peternakan, beberapa hari lagi Idul Adha sehingga sapi dan kambing naik. Peternak pada menaikkan harganya menyebabkan nilai tukar meningkat," ucapnya.


BPS juga mengumumkan harga gabah kering panen di tingkat petani sebesar Rp4.480/kg atau mengalami kenaikan 2,38% setelah sebelumnya mengalami penurunan 2,79%. Harga beras medium di penggilingan senilai Rp8.901/kg atau turun 0,35% dibandingkan bulan sebelumnya.


Kendati NTP tanaman pangan mengalami kontraksi 0,08%, namun indeks harga yang diterima petani pada komoditas padi mengalami kenaikan 0,35%. Sasmito menuturkan harga beras masih relatif stabil meskipun mengalami naik turun yang tipis


"Pasar beras relatif stabil, nampaknya tidak ada moral hazard pada Agustus. Harganya relatif stabil, naik turun wajar-wajar saja dalam rentang yang tipis," ucapnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

14 jam lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

8 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

8 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

8 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

8 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

8 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

8 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

11 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

15 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya