Presiden Jokowi (kanan) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo menyambut Ratu Maxima di Istana Merdeka, Jakarta, 1 September 2016. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Ratu Belanda Maxima berkunjung ke Istana Kepresidenan, Kamis, 1 September 2016. Ratu Belanda bertemu Presiden Joko Widodo untuk membahas masalah financial inclusion (inklusi keuangan). "Satu jam berdiskusi, soal financial inclusion saja," ujar Jokowi.
Ratu Maxima datang ke Indonesia khusus untuk mendorong financial inclusion di Indonesia (pemahaman dan akses ke layanan jasa keuangan). Hal itu sesuai dengan jabatannya di Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu Sekretaris Jenderal Bidang Financial Inclusion. Ratu Maxima berada di Indonesia sejak 30 Agustus 2016.
Jokowi mengatakan dia dan Ratu Maxima membahas langkah-langkah agar Indonesia tidak semakin ketinggalan dengan negara tetangga. Menurut dia, tak sulit meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia selama ada langkah yang tepat.
Langkah yang tepat itu, kata Jokowi, bisa berupa dorongan, insentif, dan pembelajaran secara langsung. Salah satu langkah yang sudah diambil Ratu Maxima adalah memilih dua orang pengembang fintech (teknologi finansial), yang akan dibantu secara finansial untuk mempercepat pengembangan fintech tersebut.
"Ratu Maxima sudah cek tabungan pelajar, tanya pelajar langsung, mengecek e-kiosk, dan implementasi lain. Kita butuh pembelajaran, technical assistance, untuk mempercepat fintech di Indonesia," ujar Presiden.
Untuk mendukung pengembangan inklusi keuangan, Jokowi telah meminta Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia menyiapkan regulasi. Regulasi yang disiapkan berkaitan dengan microfinance, fintech, dan collateral (jaminan berupa tabungan) untuk kredit usaha kecil menengah.
Indonesia masih tertinggal jauh di bidang inklusi keuangan dibanding negara-negara tetangga. Saat ini, persentase inklusi keuangan Indonesia hanya 21,8 persen. Sementara itu, Singapura dan Malaysia jauh memimpin, masing-masing lebih-kurang 90 persen dan 50 persen.