Komisi XI Restui Pemangkasan Anggaran oleh Menteri Keuangan

Reporter

Editor

Erwin prima

Rabu, 31 Agustus 2016 20:32 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah), Direktur Jenderal Kekayaan Negara Sonny Loho (kiri) dan Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro (kanan) saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 24 Agustus 2016. Rapat tersebut membahas penerbitan saham terbatas atau rights issue, empat BUMN yakni PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, PT Krakatau Steel Tbk, dan PT Pembangunan Perumahan Tbk serta membahas rencana pembentukan Holding BUMN. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya memberikan restu kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk melakukan pemangkasan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016. Namun Komisi XI memberi beberapa catatan dalam persetujuan tersebut.

"Komisi XI meminta Menteri Keuangan agar dalam melakukan penghematan belanja kementerian dan lembaga tetap memperhatikan target pembangunan," kata Ketua Komisi XI Melchias Markus Mekeng dalam rapat bersama Menteri Keuangan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 31 Agustus 2016.

Baca:

Sri Mulyani Pangkas Anggaran Kementerian BUMN Rp 83 Miliar

Sri Mulyani Ungkap Alasan Pemangkasan Anggaran ke DPR

Jokowi: Pemangkasan Anggaran Tak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi


Target pembangunan tersebut, menurut Mekeng, terdiri atas penurunan tingkat kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran, perbaikan gini ratio, dan peningkatan indeks pembangunan manusia. "Sesuai dengan yang termuat dalam APBNP 2016," ucap politikus Partai Golongan Karya tersebut.

Komisi XI, ujar Mekeng, juga meminta Sri agar penghematan yang dilakukan pada anggaran transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 72,9 triliun tidak mengganggu likuiditas keuangan pemerintah daerah. "Serta perkembangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah," tuturnya.

Dalam kesimpulan rapat tersebut, Komisi XI meminta Sri agar penghematan belanja negara dilakukan secara menyeluruh. "Yakni melalui skema membagi beban secara proporsional antara pemerintah pusat atau kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah," ucapnya.

Dalam rapat ini, Komisi XI bersepakat membentuk Panitia Kerja Transfer ke Daerah dan Dana Desa. Komisi XI juga memandang perlunya pembentukan Panja Kinerja Investasi Pemerintah di Badan Usaha Milik Negara dalam rangka mendalami privatisasi dan penyertaan modal negara.

Dalam beberapa waktu ke depan, kata Mekeng, Komisi XI bersepakat melakukan rapat kerja bersama Menteri Keuangan serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. "Dalam rangka membahas pemangkasan tunjangan profesi guru yang dilakukan pemerintah," ujar Mekeng.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

11 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

2 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya