BI Prediksi Rupiah pada Akhir 2016 Menguat  

Reporter

Rabu, 31 Agustus 2016 01:00 WIB

Ilustrasi mata uang rupiah . REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memprediksi, nilai tukar rupiah secara keseluruhan tahun ini lebih kuat dibanding asumsi nilai tukar rupiah dalam anggaran pendapatan belanja negara perubahan 2016. Sebelumnya, BI memperkirakan nilai tukar pada 2016 berada di kisaran Rp 13.500-13.800.

"Rata-rata nilai tukar pada 2016 secara keseluruhan berpotensi lebih kuat dari kisaran semula, Rp 13.500-13.800, sejalan dengan kondisi fundamental makroekonomi yang menguat. Saat ini nilai tukar rupiah rata-rata secara year to date berada di angka Rp 13.388," ujar Agus di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2016.

Agus berujar, nilai tukar rupiah hingga Agustus relatif stabil dan mengalami apresiatif terhadap dolar Amerika Serikat 3,9 persen (year to date), yakni mencapai level Rp 13.265 pada 29 Agustus. "Dari sisi domestik, penguatan rupiah didukung persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik, di samping implementasi UU Tax Amnesty," katanya.

Baca Juga: Subsidi Rumah dari Pemerintah: Bunga 5 Persen, Flat 20 Tahun

Dari sisi eksternal, menurut Agus, penguatan rupiah didukung meredanya risiko di pasar keuangan global dengan terbatasnya dampak Brexit (Britain Exit) dan kenaikan Fed Fund Rate oleh The Fed. "Apresiasi nilai tukar rupiah juga sejalan dengan aliran masuk modal portofolio, yang sampai pertengahan Agustus lebih tinggi dibanding 2015."

Dari sisi neraca pembayaran, kata Agus, defisit transaksi berjalan pada triwulan II mengalami perbaikan, yakni mencapai 2 persen dari produk domestik bruto (PDB). "Ini lebih rendah dibanding defisit transaksi berjalan 2,2 persen dari PDB pada triwulan I. Di sisi lain, neraca perdagangan pada Juli juga surplus," kata Agus, menjelaskan.

Simak: Tax Amnesty Seret, Dirjen Pajak: Ada Tunggakan Pajak Rp 57 T

Selain itu, Agus berujar, transaksi modal finansial pada triwulan II meningkat dan mencapai US$ 7,4 miliar. Hal itu didukung persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global. "Dengan perkembangan itu, kinerja neraca pembayaran 2016 diperkirakan semakin baik."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

12 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

14 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya