Menkeu Pesimistis Target Pertumbuhan Ekonomi Tercapai  

Reporter

Selasa, 30 Agustus 2016 23:04 WIB

Sri Mulyani Indrawati. dok. TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan target pertumbuhan sebesar 5,2 persen, yang tercantum dalam anggaran pendapatan belanja negara perubahan 2016, sulit dicapai. Pada semester I, pertumbuhan ekonomi baru mencapai 5,04 persen, meski pertumbuhan ekonomi pada kuartal II mencapai 5,18 persen.

Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan 5,2 persen itu butuh realisasi pada semester II, yang jauh lebih tinggi. Semester II, ekonomi harus bertumbuh di atas 5,3-5,4 persen. "Pertumbuhan ekonomi 5,2 persen saya akui sangat berat," katanya dalam rapat Badan Anggaran di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2016.

Menkeu menambahkan, apabila belanja pemerintah meningkat, pertumbuhan ekonomi pun meningkat. Namun, karena belanja pemerintah dipangkas, daya dorong pertumbuhan dari sisi pemerintah berkurang. Di sisi lain, ekspor dan impor masih mengalami pertumbuhan negatif hingga kini. "Untuk itu, kami ingin mendorong investasi dan konsumsi masyarakat," ucap Sri Mulyani.

Baca Juga: Jokowi: Pemangkasan Anggaran Tak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi

Sri Mulyani berujar, konsumsi masyarakat akan muncul apabila inflasi rendah. Investasi pun muncul jika terdapat kepercayaan terhadap proyeksi ekonomi. "Karena itu, kami melakukan pemotongan belanja yang selektif dan penerimaan pajak diinvestasikan ke perekonomian. Kami mengambil penerimaan besar dan kami belanjakan lagi."

Dalam APBN-P 2016, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat bersepakat mematok asumsi pertumbuhan ekonomi 5,2 persen. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh pada 2016 berada di kisaran 4,9-5,3 persen.

Agus menyambut baik raihan produk domestik bruto kuartal II 2016 5,18 persen atau di atas prediksi bank sentral yang memproyeksikan 4,94 persen. Menurut dia, ada perbedaan hasil perhitungan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan BI, yakni ekspor yang diperkirakan bank sentral masih tertekan ternyata telah menunjukkan perbaikan.

Simak: Tax Amnesty, Presiden Jokowi: Yang Diincar Wajib Pajak Besar
"Kelihatannya, baik dari konsumsi pemerintah maupun konsumsi rumah tangga, kita tidak lihat ada perbedaan dari apa yang dihitung. Yang kita lihat ada perbedaan adalah di ekspor," ucapnya, di kompleks gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 5 Agustus 2016.

Agus menyebut, perbaikan ekspor terkonfirmasi beberapa komoditas yang menunjukkan harga yang lebih baik dan tidak sedalam sebelumnya. Dia berharap, kondisi tersebut membuat perekonomian di semester kedua meningkat sehingga dapat mencapai pertumbuhan di atas 5 persen.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Baca:
Perhatian, Ini Wajib Pajak yang Tak Perlu Ikut Tax Amnesty
Aturan Baru Amnesti Pajak Jawab Keresahan di Masyarakat



Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

10 menit lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

14 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya