Dampak Pemangkasan Anggaran Daerah Dinilai Tak Signifikan

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 26 Agustus 2016 18:56 WIB

Taksi Wamena-Tolikara menyusuri jalan di Pegunungan Jayawijaya, Papua, 11 Desember 2015. TEMPO/Maria Rita

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Bank Permata Josua Pardede menilai bahwa pemangkasan transfer daerah yang dilakukan oleh pemerintah pusat tak akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Sebab, pemotongan tak menyasar anggaran prioritas.

"Pemangkasan juga tak akan terlalu mempengaruhi neraca kuangan daerah. Sebab dalam beberapa tahun terakhir, tren penyerapan anggaran mereka cukup rendah," kata Josua kepada Tempo, Jumat 26 Agustus 2016. Penyerapan besar, ujarnya, justru masih berasal dari pemerintah pusat.

Kementerian Keuangan menambah jumlah pemangkasan belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 menjadi Rp137,6 triliun. Nilai ini meningkat dari rencana awal Rp133,8 triliun.

Semula, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi penghematan belanja untuk Kementerian dan Lembaga sebesar Rp65 triliun. Pada pemaparan di depan Komisi Keuangan dan Perbankan DPR kemarin, Sri memaparkan penghematan belanja pusat sebesar Rp64,7 triliun. “Untuk program infrastruktur akan ada spasi pencairan dana sehingga terjaga melalui kontrak jangka panjang (multiyears),” kata Sri di Kompleks Parlemen Senayan, kemarin.

Josua menuturkan bahwa langkah tersebut memang harus ditempuh sebagai konsekuensi dari kurangnya penerimaan negara sebesar Rp 219 triliun. Jika tidak, defisit anggaran akan semakin melebar.

Serapan daerah yang rendah, kata dia, umumnya terkendala perizinan serta kekhawatiran dalam mengelola anggaran. Hingga saat ini serapan anggaran paling tinggi masih didominasi oleh daerah-daerah di pulau Jawa dan Sumatera. Adapun daerah Indonesia Timur masih cukup rendah. "Memang rata-rata serapan sudah di atas 50 persen, tapi belum cukup untuk menopang pertumbuhan ekonomi."

FAIZ NASHRILLAH

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

14 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

4 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya