Beda Pendapat Para Pejabat Fed Soal Waktu Kenaikan Fed Rate  

Reporter

Kamis, 18 Agustus 2016 11:32 WIB

Federal Reserve. AP Photo/J. Scott Applewhite

TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat Federal Reserve Amerika Serikat berbeda pendapat soal waktu menaikkan suku bunga lagi dalam pertemuan kebijakan Juli lalu karena mempertahankan perbedaan pandangan tentang prospek inflasi Amerika. Hal ini terungkap dari risalah pertemuan kebijakan moneter terbaru The Fed yang dirilis Rabu, 17 Agustus 2016, waktu Amerika.

Beberapa pejabat The Fed lebih suka menunggu hadirnya bukti yang lebih banyak bahwa inflasi Amerika akan naik berkelanjutan menuju target bank sentral sebesar 2 persen, sementara pejabat lain memperkirakan kondisi-kondisi ekonomi akan segera memastikan kenaikan kembali suku bunga lagi, seperti dikutip dari risalah pertemuan The Fed pada 26-27 Juli 2016.

"Anggota-anggota (The Fed) menilai tepat mempertahankan pilihan kebijakan tetap terbuka dan mempertahankan fleksibilitas untuk menyesuaikan sikap kebijakan berdasarkan informasi yang masuk," bunyi risalah itu.

The Fed menaikkan kisaran targetnya untuk suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,25-0,50 persen pada Desember, yang merupakan kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade.

Tapi pelambatan ekonomi global sejak awal tahun dan risiko-risiko keuangan global lain, termasuk referendum Inggris yang meninggalkan Uni Eropa pada Juni lalu, telah membuat para pembuat kebijakan The Fed berhati-hati dengan menunda setiap kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Risalah pertemuan The Fed pada Juli lalu menunjukkan para pembuat kebijakan umumnya sepakat risiko-risiko jangka pendek untuk prospek ekonomi Amerika telah berkurang karena "pemulihan yang cepat di pasar keuangan pasca-pemungutan suara Brexit dan penambahan dalam lapangan pekerjaan pada Juni".

Namun beberapa pejabat masih mengkhawatirkan tetap adanya risiko-risiko global jangka panjang terkait dengan keputusan Brexit.

Risalah pertemuan The Fed dirilis sehari setelah William Dudley, Presiden Federal Reserve New York, mengatakan "mungkin" menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed, September mendatang.

Tapi sekitar 71 persen dari 62 ekonom yang disurvei The Wall Street Journal bulan ini percaya The Fed akan menunggu sampai Desember untuk menaikkan suku bunga, seperti dilansir Xinhua.

ANTARA




Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

4 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya