Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 2016 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 16 Agustus 2016. Jokowi menyinggung soal lembaga-lembaga peradilan yang terus memperkuat kinerjanya.TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menilai asumsi makro yang ditetapkan pemerintah terlalu fantastis. Sebabnya, asumsi makro ditetapkan di tengah perlambatan ekonomi secara eksternal.
"Nanti lihat saja rata-ratanya pasti di bawah 5 persen. Kalau menurut saya ini akrobat angka," kata Fadli seusai rapat paripurna Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 dan Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 16 Agustus 2016.
Presiden Joko Widodo membacakan asumsi makro dalam RAPBN 2017. Presiden mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2017 diperkirakan mencapai 5,3 persen. "Prospek perekonomian global diperkirakan akan membaik," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan Indonesia masih menghadapi ketidakpastian akibat perlambatan ekonomi di berbagai negara berkembang dan prospek pemulihan ekonomi negara maju yang belum sesuai harapan. Namun, Presiden optimistis implementasi Paket Kebijakan Ekonomi I-XII mampu menstimulus pertumbuhan.
Fadli pun berharap pemerintah bisa merealisasikan target tersebut. Syaratnya, kata dia, pemerintah tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur fisik, tapi juga pembangunan manusia. "Kalau salah orientasi, bisa jadi tidak tercapai," katanya.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
10 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.