Ekspor Merosot, Neraca Perdagangan Juli Tetap Surplus  

Reporter

Senin, 15 Agustus 2016 14:15 WIB

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Neraca perdagangan Juli 2016 tercatat surplus US$ 598,3 juta. Realisasi ini lebih rendah dibanding pencapaian surplus pada Juni lalu sebesar US$ 900,2 juta‎. Sedangkan secara kumulatif, sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini, neraca perdagangan masih surplus US$ 4,17 miliar.

Badan Pusat Statistik mencatat, sepanjang Juli, ekspor Indonesia mencapai US$ 9,51 miliar dan impor US$ 8,92 miliar. "Ekspor dan impor kita sama-sama turun, tapi masih surplus," kata Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin dalam siaran persnya, Senin, 15 Agustus 2016.

Ia menyebutkan ekspor yang pada Juli 2016 nilainya US$ 9,51 miliar turun 26,67 persen dibandingkan Juni 2016, juga turun 17,02 persen dibanding Juli 2015. Lebih rinci, ekspor non-migas Juli 2016 yang mencapai US$ 8,52 miliar turun 27,75 persen dibanding Juni 2016, juga turun 15,22 persen dibanding ekspor Juli 2015.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2016 mencapai US$ 79,08 miliar atau menurun 12,02 persen dibanding periode yang sama 2015. Demikian juga ekspor non-migas mencapai US$ 71,59 miliar atau menurun 8,78 persen.


Simak pula:
Hujan Deras Penyebab Semburan Air di Terminal 3 Ultimate
Siapakah Orang Terkaya di Indonesia? Berikut Ini Daftarnya
Angkasa Pura Minta Maaf atas Genangan di Terminal 3 Ultimate
Sophia Latjuba Sebut Terminal 3 Jorok, Ini Jawaban Angkasa Pura 2

Penurunan terbesar ekspor non-migas Juli 2016 terhadap Juni 2016 terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$ 290,0 juta (45,14 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada benda-benda dari besi dan baja sebesar US$ 125,3 juta (130,82 persen).

Ekspor non-migas ke Amerika Serikat Juli 2016 mencapai angka terbesar, yaitu US$ 0,99 miliar, disusul Cina US$ 0,92 miliar dan Jepang US$ 0,82 miliar dengan kontribusi ketiganya mencapai 32,04 persen. Sedangkan ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$ 0,95 miliar.

Nilai impor Indonesia Juli 2016 mencapai US$ 8,92 miliar atau turun 26,28 persen dibanding Juni 2016. Demikian pula jika dibanding Juli 2015 turun 11,56 persen.

Impor non-migas Juli 2016 mencapai US$ 7,44 miliar atau turun 27,91 persen dibanding Juni 2016. Demikian pula dibanding Juli 2015 turun 4,43 persen. Impor migas Juli 2016 mencapai US$ 1,47 miliar atau turun 16,84 persen dibanding Juni 2016. Demikian pula dibanding Juli 2015 turun 35,77 persen.

Secara kumulatif, nilai impor Januari-Juli 2016 mencapai US$ 74,91 miliar atau turun 10,85 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Angka itu terdiri atas impor migas US$ 10,17 miliar (turun 33,90 persen) dan non-migas US$ 64,74 miliar (turun 5,69 persen).

Tiga negara asal barang impor non-migas terbesar pada Januari-Juli 2016 adalah Cina dengan nilai US$ 16,75 miliar (25,87 persen), Jepang US$ 7,18 miliar (11,09 persen), dan Thailand US$ 5,11 miliar (7,89 persen). Impor non-migas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 22,10 persen, sementara dari Uni Eropa 9,33 persen.

PINGIT ARIA




Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

3 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

6 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

7 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya