Petani Minta Pabrik Gula Beri Modal Kontrak Lahan

Reporter

Minggu, 14 Agustus 2016 16:23 WIB

Petani memanen tebu di Karangrejo, Tulungagung, Jawa Timur, (19/7). ANTARA/Arief Priyono

TEMPO.CO, Lamongan - Petani tebu di Kabupaten Lamongan berharap pabrik gula yang beroperasi di daerah ini bisa memberi modal untuk kontrak lahan dan operasional. Alasannya, selain masa paceklik akibat cuaca, petani masih ragu-ragu sawahnya ditanami tebu. "Kami berharap pabrik tebu bisa beri pinjaman modal,” ujar petani tebu, Kacung Purwanto, di Pabrik Gula PT Kebun Tebu Mas (KTM), Kecamatan Ngimbang, Lamongan, Kamis sore, 11 Agustus 2016.

Menurut dia, kondisi cuaca labil tahun ini membuat petani tebu di Lamongan, Tuban, Bojonegoro, dan Gresik merugi. Umur tanaman tebu di atas delapan bulan, juga membuat petani lebih memilih sawahnya untuk ditanami padi dan palawija. Selain putaran uang cepat, risiko tanahnya mudah mengolah, jika dibanding bekas tanaman tebu, di mana harus diolah sehingga bisa subur kembali. Wajar jika kemudian, petani banyak yang tidak menanam tebu.

Purwanto melanjutkan, petani harus diberi perangsang untuk bisa menanam tebu. Itu sebabnya dia menyatakan petani berharap pabrik gula perlu memberikan modal setidaknya untuk kontrak lahan dan juga operasional seperti beli bibit, pupuk, perawatan, hingga panen. ”Ini salah satu cara petani tanam tebu,” ujar pengurus Koperasi Tebu Lamongan ini. Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Lamongan juga telah menyediakan lahan gersang sekitar 18.500 hektare untuk ditanami tebu.

Ahli tebu Adiq Suwandi mengatakan jika pabrik gula memberi pinjaman modal untuk lahan seluas 10 ribu hektare, tentu bisa memenuhi kebutuhan tebu setidaknya saat giling. Lahan bisa didapat dari petani di empat kabupaten itu. Yang juga penting, perusahaan juga bisa memberi kemudahan fasilitas lain. Misalnya, memberikan pupuk petani tebu, yang bahan bakunya diambil dari blotong (limbah tebu).

Direktur Operasional PT KTM Lamongan, Agus Susanto mengatakan tengah mengkaji usulan pinjaman modal ke petani tebu. Sebagai hitungan awal, biaya untuk operasional tanaman tebu sebesar Rp 31 juta per hektare, termasuk sewa lahan, pupuk, perawatan, hingga panen. “Kami tengah mengkaji itu,” tegasnya di pabrik KTM Lamongan, Kamis sore, 11 Agustus.

Dia menambahkan, perusahaannya sedang melaksanakan uji coba giling pada 2016 ini. Nantinya uji coba ini akan menjadi tantangan perusahaan untuk proses selainnya. Misalnya, dengan lahan seluas 80 hektare—di antaranya 40 hektare untuk bangunan—, sudah hampir selesai. Perusahaan juga memberi kemudahan buat petani, seperti pembelian dan pembayaran dilakukan dua kali dalam satu pekan dengan harga tinggi. ”Pembayaran cepat, tentu membantu petani,” katanya.

SUJATMIKO

Berita terkait

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

10 Oktober 2022

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

Erick Thohir mengungkapkan revitalisasi industri gula dapat memenuhi kebutuhan gula nasional.

Baca Selengkapnya

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

4 Agustus 2022

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

4 Agustus 2022

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.

Baca Selengkapnya

Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

8 Maret 2021

Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

Pelaku industri makanan dan minuman Jawa Timur menyurati Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengeluhkan kelangkaan gula rafinasi.

Baca Selengkapnya

Awasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR

11 April 2020

Awasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR

Mendag Agus Suparmanto bersama Satgas Pangan dan Komisi VI DPR secara intensif mengawasi industri gula.

Baca Selengkapnya

Faktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target

13 Februari 2020

Faktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target

Asosiasi Gula Indonesia memperkirakan produksi gula tahun ini turun 10 persen dibandingkan 2019.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers

9 September 2019

Kementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers

Laporan investigasi Majalah Tempo edisi 9-15 September 2019 bertajuk "Gula-Gula Dua Saudara" dinilai menyudutkan Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

Mendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar

6 Agustus 2019

Mendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar

Menteri Perdagangan Enggarsito Lukita mengancam akan mencabut izin perusahaan yang menyalahgunakan produksi gula rafinasi dengan dijual bebas ke pasar

Baca Selengkapnya

Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

1 Juli 2019

Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

Impor gula mentah itu dilakukan guna memenuhi konsumsi gula kristal putih (GKP).

Baca Selengkapnya

APTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu

29 Juni 2019

APTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu

APTRI meminta Presiden Jokowi pilih menteri yang memahami petani tebu karena saat ini industri gula sudah kritis.

Baca Selengkapnya