Neraca Pembayaran Triwulan II Surplus, Cadangan Devisa Aman

Reporter

Jumat, 12 Agustus 2016 21:23 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II surplus seiring meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial sekaligus menurunnya defisit transaksi berjalan. Saat ini, neraca pembayaran mencapai US$ 2,2 miliar atau meningkat dari sebelumnya hanya US$ 0,3 miliar.

“Perkembangan ini menunjukkan keseimbangan eksternal perekonomian yang makin baik, dan turut menopang stabilitas makroekonomi,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara dalam keterangan tertulis Jumat, 12 Agustus 2016.

Adapun defisit transaksi berjalan ini saat ini sebesar US$ 4,8 miliar atau 2,2 persen dari produk domestik bruto. Nilai tersebut menurun dari triwulan I 2016 sebesar US$4,7 miliar atau 2 persen dari PDB.

Menurut Tirta, menurunnya defisit transaksi berjalan dipicu oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Jumlah ekspor nonmigas pada produk manufaktur seperti tekstil, kendaraan, mesin, dan peralatan mekanik ternyata jauh lebih tinggi dibanding impor. Kendati demikian, jumlah impor juga meningkat karena kebutuhan bahan baku dalam negeri.

Di sisi lain, lanjut Tirta, defisit neraca perdagangan migas justru melebar karena kenaikan harga minyak dunia. Defisit neraca jasa juga melonjak seiring pola musiman surplus neraca jasa perjalanan yang rendah pada triwulan laporan.

Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial dipengaruhi oleh persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global. Saat ini, Bank Indonesia mencatat surplus transaksi modal dan finansial mencapai US$7,4 miliar, lebih besar dibandingkan dengan surplus pada triwulan sebelumnya sebesar US$4,6 miliar. “Ditopang oleh aliran masuk modal investasi portofolio,” kata Tirta.

Aliran investasi portofolio neto meningkat hingga US$ 8,4 miliar yang sebagian besar berasal dari penerbitan obligasi pemerintah dan net inflows investor asing. Mereka membeli di pasar saham serta surat berharga negara (SBN) dalam rupiah.

Surplus investasi tercatat menjadi menjadi US$ 3,0 miliar dari US$2,7 miliar pada triwulan I 2016, seiring dengan positifnya prospek ekonomi domestik.” Perkembangan ini memperkuat cadangan devisa,” kata Tirta.

Cadangan devisa yang semula hanya US$ 107,5 miliar pada akhir triwulan I, meningkat menjadi US$ 109,8 miliar. Tirta mengatakan jumlah tersebut cukup membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah hingga Maret 2017.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

14 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

19 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

5 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

5 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya