Indonesia Darurat Petani Muda

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 11 Agustus 2016 14:22 WIB

Seorang petani Ibukota memanen sayur kangkung ditepi Banjir Kanal Barat (BKB) di Jakarta, 14 April 2016. Ketersediaannya lahan kosong ditepi BKB tersebut dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Ditektur Program Keadilan Ekonomi Oxfam Indonesia Dini Widiastusi memaparkan, dalam kurun 2003-2013 jumlah rumah tangga tani berkurang sebanyak lima juta. Angka ini berimplikasi pada keberlanjutan usaha sektor pertanian di Indonesia.

“Berkurangnya jumlah petani akan berimplikasi pada menurunnya ketersediaan produk pangan dalam negeri,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2016.

Selain jumlah petani yang kian menurun, masalah lain yang kini dihadapi adalah usia dan produktivitas petani. Dalam sensus pertanian 2013, struktur usia petani didominasi oleh petani tua dengan tingkat pendidikan rendah. Data tersebut menyebutkan, sebanyak 60,8 persen usia petani di atas 45 tahun dengan 73,97 persen berpendidikan setingkat SD dan akses terhadap teknologi rendah.

Data itu sejalan dengan hasil survei Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT) tanaman pangan pada 2011. Survei itu menyebut, sebagian besar petani tanaman pangan (96,45 persen) berusia 30 tahun ke atas. Hanya 3,35 persen saja yang berusia di bawah 30 tahun.

Hal yang mengejutkan pun datang dari petani Indonesia sendiri lantaran tak ingin petani menjadi profesi turun temurun. Hasil kajian Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) pada 2016 menuliskan, 50 petani padi dan 73 persen petani holtikultura menyatakan tak ingin anaknya menjadi petani.

Jawaban senada juga dilontarkan anak-anak petani tersebut. Sebanyak 63 persen anak petani padi dan 54 persen anak petani holtikultura tak ingin menjadi petani. “Rendahnya minat anak muda terhadap sektor pertanian disebabkan profesi ini masih dipandang tak menjanjikan oleh anak-anak muda,” kata Country Network Coordinator AgriProFocus Indonesia ,Tina Napitupulu.

Minimnya minat anak muda terhadap profesi petani mendorong penurunan tenaga kerja pertanian sebanyak 3,15 juta orang dalam kurun 2010-2014. Koordinator KRKP Said Abdullah mengatakan, petani yang tersisa saat ini 62 persennya berusia lebih dari 45 tahun. Dari kajiannya, akses informasi anak muda tentang pertanian sangat rendah.

Menurut dia, anak muda kerap menganggap petani bukan profesi yang menguntungkan. “Padahal banyak anak muda yang sukses di pertanian,” ucap Said.

BAGUS PRASETIYO

Berita terkait

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

2 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

6 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

8 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

11 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

11 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

22 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

33 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

36 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

36 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

45 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya