Produk Cina Banjiri Glodok, Industri Logam Tegal Terpuruk

Reporter

Senin, 8 Agustus 2016 23:00 WIB

Pengrajin membuat aksesoris kalung dan gelang berbahan dasar kain perca batik dan logam di Studio Batik Hasan, Cigadung, Bandung, Jawa Barat, Senin (17/9). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Tegal - Pemerintah Kota Tegal menagih janji Kementerian Perindustrian untuk menyelematkan industri logam di daerah tersebut. Saat ini, industri logam di Tegal kian terpuruk akibat membanjirnya produk Cina di dalam negeri.

Sukamto Rohman, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) SU Anwari Kota Tegal, mengatakan, sepinya order ini lantaran banyak produk dari Cina yang membanjiri pasar di Glodok, Jakarta. Biasanya, para perajin logam Tegal memang mengirimkan produknya ke kawasan perdagangan di Jakarta tersebut. “Sekarang banyak bakul (tengkulak) di sana yang menolak. Alasannya karena sudah banyak dari Cina dan harganya lebih murah,” katanya kepada Tempo, Senin, 8 Agustus 2016.

Menurutnya, satu per satu pemilik industri logam rumahan berhenti berproduksi lantaran sepinya order yang masuk. Biasanya dalam satu bulan dia bisa menggarap 50 unit mesin bor. Namun sekarang hanya bisa menggarap maksimal 10 unit. “Bahkan pernah tidak ada sama sekali,” kata Sukamto.

Kondisi ini, kata dia, diperparah dengan mahalnya bahan baku. Misalnya, harga besi cor yang biasanya dibeli Rp 10 ribu per kilogram naik jadi Rp 15 ribu kilogram. Alumunium yang biasanya Rp 20 ribu per kilogram. “Kuningan sekarang Rp 45 ribu, semula hanya Rp 40 ribu,” ujar dia. Dia memprediksi kenaikan harga bahan baku ini disebabkan karena harga minyak yang tidak stabil.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tegal Suripto mengatakan, pada Juni lalu, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Menteri Perindustrian yang saat itu masih dijbat Saleh Husin. “Saya menagih bantuan yang sebelumnya sudah dijanjikan,” kata Suripto.

Tahun lalu, Kementerian Perindustrian menggelar pelatihan kepada para pelaku industri logam di Tegal. Pelatihan itu untuk membekali para perajin agar lebih siap lagi menghadapi pasar bebas. “Setelah pelatihan itu katanya Kementerian mau memberi bantuan alat bubut sebanyak dua unit. Tapi sampai sekarang belum ada, informasinya gagal lelang,.” kata dia.

Menurut dia, alat tersebut mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi logam. Dengan pelatihan dan bantuan alat, para pelaku industri bisa lebih produktif dan mampu bersaing dengan produk luar negeri.

Suripto mengatakan lesunya industri logam Tegal, salah satunya disebabkan karena banyaknya gempuran produk logam dari Cina. Dia mengaku mendapatkan banyak keluhan dari para pelaku industri yang kesulitan menembus pasar di kota-kota besar. “Ya memang seperti itu kenyataannya, ” kata dia.

Terkait bantuan alat dari Kementerian Perindustrian, Sukamto membenarkan hal itu. Tapi, dia mengaku tak berharap lagi dengan bantuan tersebut. Sebab, yang dibutuhkan mereka saat ini bukanlah alat, tapi akses kepada pembeli. “Kalau alat kami gampang lah. Alat kami juga ada. Yang penting pemerintah itu bisa menghubungkan kami kepada buyer,” kata dia.

MUHAMMAD IRSYAM FAIZ


Berita terkait

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

7 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

8 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Tegal yang Enak dan Murah

16 hari lalu

8 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Tegal yang Enak dan Murah

Berikut ini beberapa rekomendasi oleh-oleh khas Tegal yang bisa Anda beli. Salah satu yang cukup terkenal adalah teh poci.

Baca Selengkapnya

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

53 hari lalu

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G mulai dipromosikan. Gawai ini termasuk kelas menengah, namun fiturnya lengkap dan mumpuni.

Baca Selengkapnya

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

54 hari lalu

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

Setelah empat tahun vakum, Gaikindo kembali adakan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024. Apa yang menarik?

Baca Selengkapnya

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

21 Februari 2024

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

TMMIN menerima penghargaan Lighthouse Industry 2024 setelah dianggap berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing industri otomotif.

Baca Selengkapnya

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

17 Januari 2024

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

Sekarang, sudah banyak orang yang menjual iPhone bekas. Sebelum membeli, sebaiknya cek IMEI iPhone apakah terdaftar atau tidak.

Baca Selengkapnya

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

9 Januari 2024

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mengatakan bakal memanggil Kementerian Perindustrian dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Stell (ITSS).

Baca Selengkapnya

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

28 Desember 2023

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

Ekonom Indef Riza Annisa Pujarama mengatakan ada ketimpangan realisasi investasi di sektor industri pengolahan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

26 Desember 2023

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

Terpopuler: Dugaan pelanggaran di kasus ledakan smelter nikel milik Cina di Indonesia, Waskita Karya berpotensi lanjutkan PHK karyawan.

Baca Selengkapnya

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

24 Desember 2023

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) minta PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) penuhi hak korban ledakan smelter nikel di Morowali.

Baca Selengkapnya