Potensi Industri Farmasi Indonesia Dinilai Kurang Menarik  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 1 Agustus 2016 09:41 WIB

Obat berbentuk kapsul ini diproduksi oleh sebuah perusahaan farmasi Grindeks di Riga, Latvia. Meldonium merupakan obat anti-iskemik yang membantu meningkatkan sirkulasi, terutama di bagian otak. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya pemerintah membuka investasi 100 persen untuk asing pada bidang bahan baku obat hingga saat ini belum membuahkan hasil. Sebab, secara bisnis, pasar farmasi Indonesia dinilai belum menarik.

Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturer Group (IPMG) Parulian Simanjuntak mengatakan pasar farmasi Indonesia saat ini hanya berkisar pada Rp 65 triliun. Angka itu dinilai masih belum cukup ekonomis bagi industri bahan baku obat.

“Pasar bahan baku obat sangat kecil, sekian persen dari pasar farmasi. Untuk melakukan registrasi kan yang boleh cuma pabrik, tapi kapasitas produksi tidak didukung volume penjualan,” ujar Parulian kepada Bisnis, Jumat, 29 Juli 2016.

Akibatnya, hingga saat ini belum ada satu pun investasi yang masuk untuk membangun industri bahan baku obat. Dia juga tidak yakin nantinya industri bahan baku obat dipaksakan berdiri sendiri bila bersaing dengan bahan baku dari Cina dan India. Pembangunan pabrik bahan baku, dia melanjutkan, secara komersial tidak akan efektif, kecuali pemerintah memberikan insentif. Adapun kebutuhan industri farmasi lebih banyak mengandalkan bahan baku kimia yang masih diimpor hingga 90 persen.

Menurut Parulian, negara penghasil bahan baku obat, seperti India, saja mengimpor bahan setengah jadi dari Cina. Hal tersebut juga dilakukan Amerika Serikat.

“Ini sudah merupakan bagian dari globalisasi bisnis. Manfaatnya adalah efisiensi, tapi kerugiannya adalah ketergantungan impor,” kata Parulian.

Menurut Parulian, clinical trials perusahaan multinasional secara total menginvestasikan miliaran dolar. “Bayangkan kalau kita bisa dapat 1 persen saja. Ini bisa membantu perekonomian negara,” tuturnya.

Namun industri dalam negeri masih kekurangan sumber daya manusia untuk mendukung aktivitas riset pada bidang farmasi. Investasi industri bahan baku malah muncul dari perusahaan dalam negeri, yaitu PT Kalbe Farma, yang membangun pabrik bahan baku produk biosimilar.

Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia Darodjatun Sanusi mengatakan kebijakan tersebut belum membuahkan hasil, padahal dalam mengurus investasi juga dibutuhkan waktu yang lama dan prosedur yang panjang.

“Kebijakan paket X itu sampai sekarang belum ada tanda-tanda investasi masuk untuk sektor bahan baku obat. Sedangkan yang rutin dilakukan industri farmasi dalam negeri prosesnya panjang karena regulasinya ketat dan persyaratannya tidak mudah,” ucap Darodjatun.

Darodjatun menjelaskan investasi yang masuk pada 2015 hingga awal tahun baru akan terealisasi pada 2017, terutama investasi untuk produk baru. Kalaupun ada investasi pada sektor usaha itu, lebih kepada pengembangan produk atau memperbesar kapasitas produksi pabrik.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal, pada Januari-Juni 2016, investasi penanaman modal dalam negeri pada sektor industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi mencapai Rp 9,05 triliun serta penanaman asing mencapai US$ 1,5 miliar.

BISNIS



Berita terkait

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

14 Maret 2023

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

Pemerintah diminta mengembangkan industri farmasi untuk menurunkan harga obat.

Baca Selengkapnya

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

13 Maret 2023

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

Pihak akademisi selalu membutuhkan masukan dari industri farmasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan demi kepentingan masyarakat.

Baca Selengkapnya

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

5 Maret 2023

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

Kemandirian industri farmasi kesehatan dapat dicapai dengan cara penguatan manufaktur farmasi dalam negeri, revitalisasi penyediaan bahan baku obat serta riset dan pengembangan inovasi farmasi dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

13 Februari 2023

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

PP No. 51 tahun 2009 mendefenisikan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Baca Selengkapnya

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

13 Februari 2023

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) didirikan di Yogyakarta pada 13 Februari 1946 oleh Zainal Abidin yang kemudian diangkat sebagai Ketua PAFI.

Baca Selengkapnya

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

7 Desember 2022

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan saat ini industri farmasi nasional telah menguasai pasar obat sekitar 89 persen.

Baca Selengkapnya

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

3 Desember 2022

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

Sebelumnya, obat sirup dilarang beredar karena mengandung etilen glikol dan dietilen glikol yang tidak sesuai batas yang diatur BPOM.

Baca Selengkapnya

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

2 Desember 2022

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

BPOM menyatakan 172 produk obat sirup dari 22 industri farmasi telah memenuhi ketentuan, sehingga dapat kembali diedarkan.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

24 November 2022

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

Togi menyatakan lima perusahaan tersebut menciptakan larutan obat sebanyak 400 hingga 700 kali di atas ambang batas. Jadi penyebab gagal ginjal akut.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

17 November 2022

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan ada gap atau celah dalam sistem keamanan dan mutu obat dari hulu ke hilir.

Baca Selengkapnya