TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekretaris Perusahaan Bank BRI, Hari Siaga Amijaso, memperkirakan dana yang masuk ke BRI dari program pengampunan pajak mencapai Rp 100 triliun. Dana tersebut diperkirakan berasal dari dalam dan luar negeri dalam bentuk beragam mata uang asing. “Perseroan akan mendapatkan tambahan likuiditas cukup besar,” ujarnya dalam acara sosialisasi program pengampunan pajak, Jumat, 29 Juli 2016.
Tambahan likuiditas tersebut akan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah. "Selama ini, sektor itu menjadi core business BRI,” kata Hari.
Dalam program ini, BRI sebagai bank persepsi (bank penerima setoran pajak) menyiapkan 120 unit sentra layanan prioritas (SLP), 1.070 kantor cabang dan kantor cabang pembantu di seluruh Indonesia. Layanan tersebut diprioritaskan untuk menerima dana masyarakat yang ikut dalam program pengampunan pajak.
Hari mengatakan, BRI sudah menyiapkan beragam instrumen keuangan yang menarik dengan imbal hasil kompetitif kepada wajib pajak. Instrumen tersebut berupa dari deposito berjangka, tabungan multi-currency, obligasi, medium term notes(MTN), negotiable certificate of deposit (NCD), transaksi valuta asing, produk dana pensiun, bancassurance, reksadana, jasa kustodian, dan jasa trustee.