BI Ingatkan Perbankan Waspadai Risiko Kenaikan Kredit Macet

Reporter

Jumat, 29 Juli 2016 23:02 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengingatkan perbankan untuk mewaspadai risiko kenaikan rasio kredit macet (NPL) di semester II 2016. Hal ini diungkapkan Agus, sebab pada diskusi forum negara-negara G-20 beberapa waktu lalu masih terlihat tren kesulitan dan melemahnya kondisi keuangan korporasi, khususnya dalam memenuhi pinjaman luar negeri.

"Di perbankan cukup banyak mengalami tantangan, tapi secara umum masih dalam kondisi baik," ujar Agus, di Kompleks Bank Indonesia, Jumat, 29 Juli 2016.

Menurut Agus, perbankan Indonesia kini sudah cukup melakukan antisipasi sebagai respon dari kenaikan rasio NPL yang terakhir menembus level 3 persen (gross) atau 1,6 persen (nett). Untuk itu, tak perlu ada kekhawatiran berlebihan akibat kenaikan NPL itu. "Kalau permintaan membaik, ini akam membuat pertumbuhan kredit membaik."

Baca Juga: Gubernur BI Datangi Kantor Menko Darmin Malam Hari, Ada Apa?

Agus menambahkan pertumbuhan kredit pada Juni lalu masih berada di level 8,9 persen. Namun dia optimistis adanya aliran dana hasil repatriasi pengampuan pajak (tax amnesty) yang disalurkan ke sektor finansial dan sektor riil akan dapat mendongkrak pertumbuhan kredit hingga akhir tahun nanti. "Tax amnesty mulai jalan, tambahan ke kredit bisa dua persen," katanya.

Sementara itu, pertumbuhan simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) baru berada di kisaran 6-7 persen per Juni lalu. Agus memperkirakan pada semester II nanti pertumbuhan kredit bisa memcapai 10-11 persen. "Ini juga karena langkah pencairan anggaran, pengembangan infrastruktur nanti akan didukung pertumbuhan kredit sektor swasta," ucapnya.

Simak:Gubernur BI: Dana Masuk ke Pasar Saham Rp 128 Triliun

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad juga mengatakan peningkatan NPL tersebut masih disebabkan oleh performa kredit sejumlah sektor riil yang belum pulih.

"Saya kira enggak ada perkembangan yang baru kecuali sektor-sektor lama seperti bidang pertambangan," katanya, saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Sudirman, Jakarta, kemarin.

Berita Menarik: Pembeli Online MatahariMall.com Didominasi Perempuan

Meski demikian, Muliaman berujar perbankan telah mengantisipasi hal itu dengan meningkatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) agar lebih kuat. "Jadi saya pikir semua masih dalam kondisi terkendali, tidak mengkhawatirkan."

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya