TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia turun lagi pada Senin atau Selasa pagi WIB, 26 Juli 2016, karena kekhawatiran investor tentang kelebihan pasokan. Berdasarkan patokan Amerika Serikat, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun US$ 1,06 menjadi US$ 43,13 per barel di New York Mercantile Exchange, atau tingkat terendah dalam tiga bulan terakhir.
Di London, harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September mencapai harga terendah sejak Mei, berkurang US$ 97 sen menjadi menetap pada US$ 44,72 per barel di Intercontinental Exchange. "Anda benar-benar mabuk dari laporan persediaan EIA pekan lalu," kata Bob Yawger dari Mizuho Securities, mengacu pada angka mingguan yang dirilis Badan Informasi Energi Amerika (EIA).
EIA pekan lalu melaporkan bahwa persediaan minyak mentah telah turun lebih rendah daripada yang diperkirakan sebanyak 2,3 juta barel dan bahwa pasokan bensin telah naik selama musim mengemudi di Amerika—waktu puncak permintaan.
Laporan mingguan EIA menunjukkan persediaan bensin Amerika membukukan kenaikan mengejutkan sebanyak 911 ribu barel selama pekan lalu dan merupakan tingkat tertinggi sejak April lalu. "Persedian bensin sangat luar biasa sekarang, sangat sulit menyematkan skenario bullish sejauh penyimpanan berlimpah."
Para analis mengatakan nilai dolar yang kuat juga menempatkan tekanan pada permintaan minyak berjangka karena ini secara efektif menaikkan harga bagi pemegang mata uang lain.
Peningkatan jumlah rig minyak mentah Amerika yang beroperasi juga telah mendorong kekhawatiran pasar bahwa kelebihan pasokan akan terus bertahan.
Perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes mengatakan pada Jumat bahwa jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang Amerika naik 14 rig menjadi 371 rig dalam pekan yang berakhir 22 Juli—kenaikan mingguan keempat berturut-turut.
ANTARA
Berita terkait
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
5 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaEkskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak
12 hari lalu
Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel
12 hari lalu
Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram
13 hari lalu
Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaAnalis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar
13 hari lalu
Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru
5 Januari 2024
Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?
21 Juni 2023
Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?
7 Juni 2023
Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang
6 Juni 2023
Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.
Baca Selengkapnya