TEMPO.CO, Jakarta - Instrumen berbasis syariah diprediksikan bakal laris karena tingginya kepastian bagi hasil (kupon) yang ditawarkan kepada investor hingga double digit.
PT Penilai Harga Efek Indonesia mencatatkan kupon yang ditawarkan oleh obligasi syariah (sukuk) korporasi per 20 Juli 2016 mencapai 10,22%, sedangkan sukuk negara mencapai 8,28%. Ekonom syariah Syakir Sula menilai bagi hasil tersebut akan menjadi pemanis dan daya tarik bagi investor.
"Melalui tax amnesty, dana-dana yang akan diserap oleh instrumen syariah berpotensi semakin besar, sebab instrumen syariah belum sebanyak konvensional," kata Syakir, Kamis, 21 Juli 2016.
Sementara itu, total obligasi syariah yang telah dirilis oleh negara dan korporasi masing-masing senilai Rp 216,95 triliun dan Rp 10,67 triliun. Sebelumnya, Islamic Financial Services Board memperkirakan penerbitan sukuk akan meningkat pada tahun ini kendati sempat tersendat lantaran krisis finansial global dan turunnya harga minyak.
Meski kupon yang ditawarkan oleh perusahaan dalam instrumen cukup bagus, akan tetapi kalangan investor juga akan memperhatikan kinerja perusahaan yang merilis instrumen syariah itu.
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.