Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Widodo mengendarai mobil golf menuju tempat acara buka puasa bersama dengan seribu anak yatim dan penyandang disabilitas di halaman Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 28 Juni 2016. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jambi - Presiden Joko Widodo mengatakan kita sudah tidak bisa mengeluh jika tenaga kerja asing berbondong-bondong masuk Indonesia karena penerapan ekonomi global sudah diteken sebelas tahun lalu. Kesepakatan itu mulai diberlakukan sejak enam bulan lalu.
"Kita tidak bisa lagi komplain dengan semakin banyaknya tenaga kerja dari negara lain yang masuk negara kita," ucap Jokowi saat membuka acara Hari Koperasi Nasional ke-69 di Jambi, Kamis, 21 Juli 2016.
Menurut Jokowi, saat ini setiap negara saling intip untuk mengetahui produk dan peluang yang bisa dipasarkan di negara lain. Untuk bisa bersaing, kuncinya di antaranya dengan bekerja fokus dan mampu mengadaptasi. Kondisi itu juga belum ditambah dengan semakin cepatnya perubahan bidang ilmu dan teknologi.
Sistem ekonomi yang paling tepat untuk diterapkan di Indonesia, ujar Jokowi, adalah ekonomi Pancasila dan ekonomi gotong-royong. "Semua itu tinggal kita bisa atau tidak mentransformasikannya ke dalam sistem koperasi," tutur Presiden.
Menteri Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Anak Agung Gde Puspayoga mengatakan terdapat 150 ribu lebih jenis koperasi di Indonesia. Dari jumlah itu, ucap dia, separuhnya atau sekitar 62 ribu koperasi tidak aktif.
"Mulai saat ini, program kita bukan mengejar kuantitas, tapi kualitas," ujarnya. Artinya, harus berupaya memperbanyak anggota koperasi, bukan memperbanyak badan usaha.