TEMPO.CO, Jakarta - Investasi hulu migas di semester I 2016 anjlok. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas Taslim Yunus mengatakan nilai investasi hulu migas turun 27 persen dibandingkan tahun lalu.
Taslim mengatakan nilai Investasi hulu migas semester I 2016 sebesar US$5,65 miliar. Sementara di periode yang sama tahun sebelumnya nilainya mencapai US$7,74 miliar. "Sebagian besar dana dialirkan untuk blok eksploitasi," katanya di Hotel Sheraton, Bandung, Selasa, 19 Juli 2016.
Taslim menjelaskan, dana untuk eksploitasi mencapai US$5,51 miliar atau 97,5 persen dari investasi. Sementara untuk blok eksplorasi hanya US$141 juta. Investasi tersebut disalurkan ke 289 Wilayah Kerja (WK) aktif di Indonesia. WK aktif terdiri dari 85 WK eksploitasi dan 204 WK eksplorasi.
Taslim mengatakan rendahnya investasi dipicu penurunan harga minyak dunia. Harga minyak yang rendah juga berdampak terhadap pengeluaran untuk eksplorasi. "Pengeluaran untuk eksplorasi juga turun," katanya.
Realisasi pengeboran eksplorasi baru hingga akhir semester I 2016 baru 32 persen dari target. "Baru 21 sumur dari rencana 65 sumur," ujar Taslim. Penurunan harga minyak dunia juga berimbas kepada rata-rata ICP. Per Juni 2016, harga ICP tercatat senilai US$44,5 per barel.
Untuk mendorong pertumbuhan investasi hulu migas, Taslim berharap perubahan formulasi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price) bisa diandalkan. Perubahan formula bisa membuat harga ICP lebih tinggi dari harga saat ini.
Kementerian ESDM berencana memasukkan acuan harga Brent untuk menentukan harga ICP. Tujuannya, untuk meningkatkan harga jual minyak Indonesia.
Formulasi harga ICP selama ini mengacu kepada Platts dan RIM dengan komposisi masing-masing 50 persen. Acuan tersebut membuat harga minyak Indonesia lebih rendah dari minyak yang menggunakan acuan harga internasional lainnya.
Setelah harga ICP meningkat, Taslim mengatakan harga minyak Indonesia dapat bersaing secara internasional. Selain itu, ICP diharapkan dapat membatu peningkatan kinerja hulu migas.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.