TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk Cyrillus Harinowo yakin program amnesti pajak yang diterapkan pemerintah akan berhasil. Optimisme tersebut muncul setelah ia bertemu dengan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani.
"Pak Hariyadi mengatakan, berdasarkan survei Apindo, antusiasme pengusaha untuk ikut tax amnesty begitu besar, baik repatriasi maupun deklarasi. Padahal, tadinya saya berpikir, penerimaan pemerintah tidak terlalu besar dengan ini," kata Cyrillus dalam diskusi di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Selasa, 19 Juli 2016.
Setelah mengetahui besarnya minat para pengusaha, Cyrillus optimistis penerimaan negara dari amnesti pajak akan besar. "Kalaupun angka repatriasi tidak sebesar yang diklaim pemerintah, bertambahnya penerimaan sebesar US$ 10 miliar saja adalah hal yang besar," ucap mantan Alternate Executive Director International Monetary Fund ini.
Menurut Cyrillus, meningkatnya penerimaan akan mempengaruhi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. "Kurs akan menguat. Terjadinya cross di bawah Rp 13 ribu akan sangat mungkin sekali. Kalau repatriasi ternyata lebih besar daripada deklarasi dalam negeri, ini merupakan tambahan likuiditas bagi kita," ujarnya.
Praktisi pasar modal, Hans Kwee, juga meyakini program amnesti pajak akan sukses. Hal itu didorong oleh rencana Automatic Exchange of Information semua bank sentral di dunia pada 2017 dan 2018. "Kalau kita punya dana yang belum dibayarkan, akan terlihat saat keterbukaan informasi itu. Kita akan dikejar," tuturnya.
Indikasi kesuksesan amnesti pajak tersebut, menurut Hans, dapat dilihat dari adanya respons dari negara lain, khususnya Singapura. Singapura mengklaim akan membayar uang tebusan bagi warga negara Indonesia yang hanya mendeklarasikan asetnya yang ada di Singapura. "Tapi uangnya tidak dikembalikan ke Indonesia, tetap di sana," katanya.