TEMPO Interaktif, Jakarta: Pertumbuhan sektor riil diperkirakan akan mandek tahun ini. Selain karena suku bunga yang masih akan dua digit, tapi juga belum ada restrukturisasi internal dari sektor riil itu sendiri. "Selama belum ada restrukturisasi industri yang menyebabkan tingginya kredit macet di perbankan, sektor riil masih akan mandek," ujar ekonom Indef Iman Sugema kepada Tempo, di Jakarta kemarin. Menurut dia, sektor riil selama ini tidak terkendala akan tingginya suku bunga. Pasalnya, di saat suku bunga turun signifikan pada tahun lalu hingga mencapai 7,5 persen, sektor riil masih belum bisa menyerap kredit. Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia Gunadi Sindhuwinata memprediksi pertumbuhan industri sepeda motor akan turun sebesar 30 persen. "Jika pertumbuhan sepeda motor pada tahun 2005 dibandingkan 2004 naik mencapai 30 persen, maka tahun ini justru akan turun 30 persen atau kembali pada posisi tahun 2004 yang hanya berjumlah 3,9 juta," tuturnya. Menurut dia, dengan suku bunga yang masih dua digit menunjukkan tingkat inflasi yang tinggi. Sehingga, pasar tidak akan bergerak dan menggeser prioritas barang yang hendak dikonsumsi. "Artinya demand akan sepeda motor tidak akan bertambah. Akibatnya pabrik yang harus efisien dan menyesuaikan produksinya dengan permintaan pasar," jelasnya. (RR ARIYANI)
Bandingkan Utang Era SBY dan Jokowi, Indef Ingatkan Beban Generasi Berikutnya
24 Maret 2021
Bandingkan Utang Era SBY dan Jokowi, Indef Ingatkan Beban Generasi Berikutnya
Peneliti Indef, Dzulfian Syafrian, membeberkan perbedaan utang publik pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY dan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.