Cukai Plastik Memperlambat Kinerja Industri Minuman

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 30 Juni 2016 23:00 WIB

Air Mineral. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian mengkhawatirkan rencana pengenaan cukai pada kemasan dan kantung plastik berbahan baku plastik akan berdampak pada perlambatan industri minuman nasional.


Menteri Perindustrian Saleh Husin menilai penerapan cukai akan memberikan dampak luas. Selain pada sektor industri, kebijakan itu juga akan berdampak pada implementasi kebijakan yang sudah berjalan.


Dia melanjutkan kriteria cukai kemasan plastik minuman dikategorikan sebagai bahan yang dapat mencemari lingkungan adalah tidak sepenuhnya tepat.


"Karena kemasan plastik berbagai ukuran dan bentuk untuk minuman dapat didaur ulang, dan saat ini sudah ada industri recyle-nya," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (29 Juni 2016).


Jika cukai diberlakukan, tuturnya, konsumsi produk minuman akan berkurang dan berdampak pada perlambatan industri minuman dan industri plastik itu sendiri. Terlebih lagi, hampir 70% dari produk minuman kemasan dalam plastik dapat didaur ulang.


Advertising
Advertising

Selain itu, daya saing industri minuman nasional akan melemah. Bila dikaitkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean, pengenaan cukai akan membuat industri minuman nasional tidak memiliki daya saing di pasar regional.


"Pasa ekspor industri minuman kita ke Asean akan diisi oleh pesaing kita, sementara dalam negeri cenderung turun. Ibaratnya, sudah jatuh tertimpa tangga pula," tambahnya.


Di sisi lain, pengenaan cukai akan menyebabkan lahirnya ketidakharmonisan kebijakan yang saat ini sedang disosialisasikan pemerintah dan bahkan sudah diterapkan.


Saleh menyebutkan kebijakan itu antara lain kemudahan berinvestasi melalui tax incentive dalam upaya memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional untuk industri hulu dan intermediate plastik dan industri minuman, serta fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah untuk kemasan plastik dalam upaya meningkatkan daya saing.


Berdasarkan catatan, Kemenperin menghitung industri makanan minuman (mamin) tumbuh sebesar 7,55% pada kuartal I/2016. Pertumbuhan itu mendorong kinerja nonmigas yang tumbuh sebesar 4,46%.


Lebih lanjut, industri nonmigas menyumbang 18,41% terhadap PDB Nasional. Kontribusi terbesar terhadap industri pengolahan nonmigas diberikan oleh industri mamin sebesar 31,5%. Lainnya seperti industri barang logam yang berkontribusi sebesar 11,08%, industri alat angkut 10,64%, serta industri tekstil dan pakaian jadi 6,57%.



BISNIS

Berita terkait

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

16 hari lalu

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

22 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

54 hari lalu

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Tahun Ini, Bappenas: Sudah Sesuai RPJMN

54 hari lalu

Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Tahun Ini, Bappenas: Sudah Sesuai RPJMN

Bappenas sebut penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan tahun ini sudah sesuai dengan rencana pembangunan.

Baca Selengkapnya

Konferensi Tingkat Menteri WTO Sepakat Perpanjang Moratorium Cukai Barang Digital di E-Commerce hingga 2026

5 Maret 2024

Konferensi Tingkat Menteri WTO Sepakat Perpanjang Moratorium Cukai Barang Digital di E-Commerce hingga 2026

Dalam Konferensi Tingkat Menteri WTO baru-baru ini disepakati soal e-commerce work programme and moratorium yang akan diakhiri pada 2026 mendatang.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pajak Sebut Pungutan Cukai Minuman Berpemanis Dapat Mengerek Rasio Pajak

26 Februari 2024

Pengamat Pajak Sebut Pungutan Cukai Minuman Berpemanis Dapat Mengerek Rasio Pajak

Pengamat pajak Fajry Akbar menyebut pungutan cukai minuman berpemanis dalam kemasan atau MBDK dapat mengerek rasio pajak.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis, Begini Uraian Pengamat tentang Dampak Penerapannya

26 Februari 2024

Cukai Minuman Berpemanis, Begini Uraian Pengamat tentang Dampak Penerapannya

Pemerintah akan menerapkan cukai terhadap minuman berpemanis dalam kemasan. Bagaimana dampak positif dan negatifnya?

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis Bakal Berlaku Tahun Ini, DJBC Sebut Dapat Support Menkes

23 Februari 2024

Cukai Minuman Berpemanis Bakal Berlaku Tahun Ini, DJBC Sebut Dapat Support Menkes

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengungkapkan update rencana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Minta Swasta Dorong Pendapatan Cukai Hasil Tembakau

31 Januari 2024

Ketua MPR Minta Swasta Dorong Pendapatan Cukai Hasil Tembakau

Penerimaan CHT di Indonesia pada 2023 lebih kecil dibanding 2022. Tahun ini diharap lebih besar. Mitra Sampoerna diharapkan membantu.

Baca Selengkapnya

Tarif Cukai Minuman Beralkohol Resmi Naik, Jadi Berapa?

6 Januari 2024

Tarif Cukai Minuman Beralkohol Resmi Naik, Jadi Berapa?

Pemerintah resmi menaikkan tarif cukai minuman yang mengandung etil alkohol (MMEA). Bagaimana rinciannya?

Baca Selengkapnya