RUU Tax Amnesty Diputus di Sidang Paripurna DPR Besok

Reporter

Senin, 27 Juni 2016 21:12 WIB

Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Pimpinan DPR RI di Istana Merdeka, Jakarta, 15 April 2016. Pertemuan untuk mengkonsultasikan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty untuk dibawa ke dalam pembahasan di rapat paripurna besok. Dalam pandangan mini fraksi malam ini, Senin, 27 Juni 2016, sebagian besar fraksi di Komisi XI menyetujui RUU tersebut untuk disahkan.

Anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Golkar, Muhammad Misbakhun, mengatakan fraksinya mendukung pengesahan RUU itu. Ia meminta agar pemerintah melakukan sosialisasi. "Perlu dibarengi juga dengan reformasi perpajakan. Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan perlu direvisi," katanya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.

Anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Gerindra, Kardaya Warnika, mengatakan fraksinya juga setuju agar RUU Tax Amnesty disahkan. Gerindra memperkirakan adanya shortfall dalam APBN sebesar Rp 300 triliun. "Jika tidak ada krisis pendapatan, Gerindra menolak. Tapi, mengingat adanya krisis pendapatan, Gerindra setuju RUU Tax Amnesty disahkan," katanya.

Baca Juga: RUU Tax Amnesty, PKS dan Demokrat Masih Punya Catatan


Namun, Kardaya berujar, Gerindra meminta pemerintah untuk bekerja keras agar target penerimaan dari tax amnesty sebesar Rp 165 triliun dapat terbukti. Berdasarkan perkiraan Gerindra, penerimaan dari tax amnesty hanya mencapai sebesar Rp 30 triliun. "Pemerintah harus bekerja sungguh-sungguh dalam melakukan repatriasi."

Setelah RUU Tax Amnesty diundangkan, Gerindra juga meminta pemerintah untuk segera mengadakan reformasi perpajakan. "Tax based harus mencapai minimal 16 persen dari produk domestik bruto pada 2019. Jika RUU ini disahkan, kebijakan ini juga merupakan yang terakhir kalinya," ucap Kardaya.

Sementara itu, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Nasdem, dan Partai Hanura juga menyetujui RUU Tax Amnesty dibawa ke rapat paripurna. Mereka pun memberikan catatan, seperti diperlukannya revisi UU KUP serta undang-undang terkait perpajakan lainnya.

Simak: OJK Siapkan Instrumen Garap Dana Repatriasi Tax Amnesty

Usai RUU Tax Amnesty disetujui, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan rasa terima kasihnya. Dia memahami adanya catatan serta keberatan dari Partai Keadilan Sejahtera, Partai Demokrat, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. "Kami harap ada kesepahaman dalam rapat ini supaya RUU ini dapat disahkan secara bulat besok."

Bambang mengatakan, di saat kondisi perekonomian yang melemah saat ini, tax amnesty dibutuhkan agar likuiditas negara bertambah. Saat ini, seluruh negara juga tengah berlomba untuk menarik modal agar masuk ke negaranya masing-masing. "Cukup banyak uang orang Indonesia di luar yang bisa menggerakkan ekonomi domestik," ujarnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

4 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

4 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

5 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

6 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya