Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan penyuluhan kepada petani setelah acara panen jagung bersama Kelompok Tani Subur Raharjo di Girinyono, Sendangsari, Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, 4 November 2015. TEMPO/Pius Erlangga
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengaku mengubah strategi tanam komoditas strategis, seperti padi, jagung, dan kedelai, akibat La Nina. Sebagaimana diketahui, La Nina adalah perubahan cuaca yang biasanya ditandai dengan musim hujan berkepanjangan.
"Kami ubah strategi penanaman jadi percepatan penanaman," ujar Amran saat dicegat awak media di kompleks kantor Wakil Presiden, Jumat, 24 Juni 2016.
La Nina tahun ini diperkirakan berlangsung selama tiga bulan. Periodenya berawal dari bulan Juli hingga September.
Amran menjelaskan, percepatan tanam ini bertujuan memanfaatkan curah hujan yang akan meningkat selama periode Juli-September. Curah hujan tinggi bisa membuat pasokan komoditas strategis siap pada akhir tahun, yang biasanya merupakan masa paceklik.
Amran menambahkan, datangnya La Nina juga akan ditanggapi dengan meningkatkan luas tanam komoditas strategis. Namun Amran belum bisa menyebutkan kira-kira akan seberapa besar peningkatan luas tanam.
"Intinya, kami bersyukur La Nina datang bulan Juli ini. Sudah mulai terasa. Kalau La Nina datang Oktober, itu bencana," kata Amran.