BI: Rupiah Tak Terlalu Terpengaruh Isu Brexit  

Reporter

Selasa, 21 Juni 2016 15:28 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan isu keputusan Inggris tetap bertahan atau keluar dari organisasi kawasan Uni Eropa (British Exit atau Brexit) tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan mata uang rupiah. Hari ini, kurs rupiah terhadap dolar dibuka berada di posisi Rp 13.286. Dalam perdagangan kemarin, rupiah menguat 98 poin dari angka Rp 13.358 ke Rp 13.260.

"Sekarang ini masuk periode risk on artinya flight from quality, untuk rupiah ada cenderung menguat," ujar Agus, seusai rapat bersama Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 21 Juni 2016.

Baca Juga: Mengapa BI Yakin Isu Brexit Tak Pengaruhi Indonesia?

Fakta ini, menurut Agus, berbeda dibanding kondisi Mei lalu yang saat itu masih banyak spekulasi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Rate.

Tak hanya penguatan rupiah, credit default swap juga mengalami perbaikan. Lebih lanjut, hal ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap stabilitas moneter dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Agus menambahkan, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen di postur sementara Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2016. Angka tersebut masih berada dalam prediksi range yang ditentukan BI sebelumnya, yaitu antara 5-5,4 persen.

Berita Menarik: Jepang dan Cina Tertarik Kembangkan Angkot Laut di Indonesia

Agus mengatakan dalam rapat pembahasan di Komisi Keuangan DPR, BI dan Dewan sebenarnya sependapat soal target pertumbuhan ekonomi 5,1 persen. "Tapi kami dapat memahami apabila pertumbuhan ekonomi lebih dari 5,2 persen adalah kondisi tax amnesty belum dimasukkan," ucapnya.

Agus menuturkan penerimaan negara yang masuk dari implementasi tax amnesty (pengampunan pajak) nantinya diharapkan dapat mendukung pengeluaran pemerintah dan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun pertumbuhan ekonomi dunia yang tengah melambat juga tetap harus diwaspadai. "Pertumbuhan ekonomi dunia belum menunjukkan perbaikan, sedangkan di dalam negeri belum didukung oleh permintaan yang memadai."

GHOIDA RAHMAH


Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya