Jepang dan Cina Tertarik Kembangkan Angkot Laut di Indonesia  

Reporter

Senin, 20 Juni 2016 20:56 WIB

Kepala BKPM, Franky Sibarani. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan lembaganya telah mengidentifikasi minat investasi baru dari Jepang dan Cina di sektor transportasi laut antarpulau untuk angkutan logistik.

"Saya membayangkan ini seperti ‘angkot laut’ yang menghubungkan pulau-pulau yang ada di Indonesia, khususnya angkutan logistik,” ujarnya pada Senin, 20 Juni 2016. Franky mengatakan BKPM akan mengawal minat ini agar terealisasi secepatnya.

Angkot laut ini, kata Franky, sejalan dengan salah satu program prioritas Presiden Jokowi di bidang maritim, yakni poros maritim dan tol laut. Franky optimistis investasi itu terealisasi dan dapat mendukung transportasi logistik di wilayah timur Indonesia.

Menurut dia, melalui angkot laut ini, pengiriman logistik ke wilayah timur menjadi lebih cepat. Menghemat waktu juga akan menghemat biaya distribusi. Karena itu, harga barang-barang di wilayah timur Indonesia bisa ditekan.

Franky mengungkapkan, minat investasi dari Jepang dan Cina serius. Bahkan, salah satu investor sudah melakukan studi kelayakan investasi untuk transportasi laut antara Surabaya, Sorong, dan Jayapura.

Dari data yang diterima BKPM, mereka memproyeksikan percepatan angkutan logistik ke kawasan timur Indonesia dari 11-17 hari menjadi 3,5 hari. “Sedangkan investor lainnya merencanakan membuat sendiri kapal-kapal yang digunakan sebagai alat transportasi laut tersebut di Indonesia,” ujarnya.

Terkait dengan hal ini, ia menuturkan akan banyak keuntungan jika proyek sudah berjalan. Distribusi barang antarpulau lebih lancar, lebih mudah, dan tenaga kerja banyak diserap.

Sejak 2010, sudah US$ 52,3 miliar komitmen investasi asal Cina terdaftar di BKPM. Dari data BKPM, pada periode triwulan I 2016, realisasi Cina mencapai US$ 464 juta, yang terdiri atas 339 proyek. Hal ini menyebabkan 10.167 tenaga kerja terserap. Posisi Cina berada di peringkat keempat setelah Singapura, Jepang, dan Hong Kong.

Sementara itu, pertumbuhan komitmen investasi Jepang pada 2015 naik 40 persen di atas pertumbuhan komitmen investasi PMA yang hanya 29 persen. Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95 persen mencapai US$ 8,1 miliar. Di atas Jepang, ada Cina USD 22,2 miliar atau naik 42 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

BAGUS PRASETIYO

BACA JUGA
Kasus Rp 30 M, Apa yang Dilakukan Ahok kepada Sunny?
EKSKLUSIF: Perjalanan Duit Rp 30 Miliar ke Teman-teman Ahok


Berita terkait

Tahun Ini, Investasi di Solo Raya Ditargetkan Tembus Rp 12 Triliun

11 hari lalu

Tahun Ini, Investasi di Solo Raya Ditargetkan Tembus Rp 12 Triliun

Deputi BKPM Nurul Ichwan berharap percepatan pencapaian realisasi investasi pada 2024 bakal menguatkan kolaborasi antardaerah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jasa Marga Diskon Tarif Tol 20 Persen di Mudik Lebaran, 4 Menteri Dipanggil MK terkait Bansos Jelang Pilpres?

47 hari lalu

Terkini: Jasa Marga Diskon Tarif Tol 20 Persen di Mudik Lebaran, 4 Menteri Dipanggil MK terkait Bansos Jelang Pilpres?

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memberikan diskon tarif tol sebesar 20 persen untuk arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Deputi BKPM Beberkan Awal Mula Masuknya PIK 2 dan BSD sebagai PSN Jokowi

52 hari lalu

Deputi BKPM Beberkan Awal Mula Masuknya PIK 2 dan BSD sebagai PSN Jokowi

Deputi BKPM Nurul Ichwan buka suara perihal awal mula masuknya pengembangan kawasan PIK 2 dan BSD ke dalam PSN baru.

Baca Selengkapnya

BKPM Sebut Perusahaan AS Tertarik Pakai Perut Bumi Indonesia untuk Carbon Capture and Storage

52 hari lalu

BKPM Sebut Perusahaan AS Tertarik Pakai Perut Bumi Indonesia untuk Carbon Capture and Storage

Perusahaan minyak dan gas dari Singapura dan Amerika sudah tertarik berinvestasi ke carbon capture and storage (CSS) di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Menteri Bahlil Lahadalia yang Diduga Jual-Beli Izin Tambang

5 Maret 2024

Rekam Jejak Menteri Bahlil Lahadalia yang Diduga Jual-Beli Izin Tambang

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, melaporkan Tempo ke Dewan Pers pada Senin lalu. Berikut ini rekam jejak Bahlil Lahadalia hingga menjadi Menteri Investasi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Perpanjang Bebas PPnBM Mobil Listrik, Mobil Impor Wajib Dapat Surat Persetujuan BKPM

22 Februari 2024

Sri Mulyani Perpanjang Bebas PPnBM Mobil Listrik, Mobil Impor Wajib Dapat Surat Persetujuan BKPM

Menteri Keuangan Sri Mulyani telah meneken perpanjangan bebas PPnBM bagi kendaraan listrik. Termasuk untuk impor CKD maupun CBU.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Guyur BLT hingga Naikkan Gaji ASN, TNI, dan Polri; SP Indofarma Minta Erick Thohir Selamatkan Perusahaan

31 Januari 2024

Terkini: Jokowi Guyur BLT hingga Naikkan Gaji ASN, TNI, dan Polri; SP Indofarma Minta Erick Thohir Selamatkan Perusahaan

SP Indofarma menggeruduk Kantor Kementerian BUMN hari in. Mereka berunjuk rasa dan menuntut Menteri BUMN Erick Thohir menyehatkan perusahaan.

Baca Selengkapnya

Bahlil Pamer Capaian Investasi Hasil Hilirisasi dan Industrialisasi, Sindir Tom Lembong

31 Januari 2024

Bahlil Pamer Capaian Investasi Hasil Hilirisasi dan Industrialisasi, Sindir Tom Lembong

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia pamerkan nilai investasi lima tahun terakhir. Ia juga menyindir Tom Lembong dengan membandingkan capaiannya tersebut.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Tom Lembong Tak Bisa Selesaikan Sistem OSS, Ekonom: Ada Miskoordinasi

28 Januari 2024

Luhut Sebut Tom Lembong Tak Bisa Selesaikan Sistem OSS, Ekonom: Ada Miskoordinasi

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) menanggapi pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang menyerang balik Tom Lembong.

Baca Selengkapnya

Bahlil Singgung Tom Lembong Soal Lulusan Harvard, Berikut Profil Pendidikan Keduanya

26 Januari 2024

Bahlil Singgung Tom Lembong Soal Lulusan Harvard, Berikut Profil Pendidikan Keduanya

Menteri Investasi dan BKPM, Bahlil Lahadalia sebut kinerja Tom Lembong di Kementerian Investasi yang merupakan lulusan Harvard. Ini pendidikan mereka.

Baca Selengkapnya